LEMBAGA ISLAM DIMINTA LEBIH KERAS LAWAN EKSTREMISME

0
38
Malaysia's Prime Minister Najib Razak (C) makes an announcement on the latest development on the missing Malaysia Airlines MH370 plane at Putra World Trade Center in Kuala Lumpur March 24, 2014. Prime Minister Najib has told families of passengers of a missing Malaysian airliner that the plane ended its journey in the southern Indian Ocean, he said on Monday. Seen on right is Malaysia's acting Transport Minister Hishammuddin Hussein and on left is Department of Civil Aviation's Director General Azharuddin Abdul Rahman. REUTERS/Edgar Su (MALAYSIA - Tags: DISASTER TRANSPORT POLITICS TPX IMAGES OF THE DAY) - RTR3ID1W

Malaysia’s Prime Minister Najib Razak

JIC, JEDDAH — King Salman Center for International Peace (KSCIP) di Malaysia diharapkan dapat menjadi satu lembaga kuat yang memperbaiki kesalahpahaman internasional tentang Islam. Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia Mohammed Najib Tun Abdul Razzaq.

Tidak hanya KSCIP, tapi juga lembaga Islam lainnya di setiap negara. “Peran dari institusi religius tidak hanya untuk memperkuat keimanan, tapi juga melawan terorisme dan ekstremisme,” kata dia dalam acara Putrajaya International Security Dialogue 2018 bertema ‘Wisdom and Moderation in Countering Terrorism’.

Penting agar lembaga Islam memerangi retorika berbahaya yang disebarkan oleh ISIS dan organisasi teroris lain. Najib meminta, para pemimpin dunia Islam mengembangkan sebuah rencana bersama untuk menyebarkan ajaran Islam damai dan mempromosikan moderasi secara global dalam hukum dan praktik.

Selain itu, Najib juga meminta, para ilmuwan dan institusi keagamaan untuk lebih banyak terlibat dan berinovasi dalam memerangi ideologi ekstremisme. Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 1.000 perwakilan dari 20 negara.

Sekretaris Jenderal Liga Dunia Muslim (MWL), Mohammed Al-Issa sepakat. “Nilai-nilai moderasi dalam Islam jauh dari semua konsep ekstremisme,” katanya. Sehingga umat Muslim juga membawa tanggung jawab besar untuk menunjukkan kebenaran.

Al-Issa mengatakan, statistik terbaru MWL menunjukkan bahwa 1,8 miliar Muslim di dunia Islam adalah Muslim moderat. Hanya satu orang dari setiap 200 ribu adalah seorang yang ekstremis. “Ini adalah jumlah yang kecil, namun meresahkan dan kontroversial,” kata dia.

Menurut Al-Issa, menghapuskan terorisme tidak hanya berarti memerangi organisasi teroris di tingkat militer. Melainkan juga sepenuhnya menghilangkan ideologi ekstremis karena ia tidak lahir dari badan politik atau kekuatan militer, tapi dari sebuah ideologi.

MWL baru-baru ini menyelenggarakan beberapa forum untuk mempromosikan komunikasi budaya antara dunia Islam dan sejumlah negara, peradaban, dan budaya. Acara pertama adalah konferensi “Komunikasi Peradaban antara Amerika Serikat dan Dunia Islam” di New York September lalu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa berpartisipasi dalam acara ini. Lebih dari 450 perwakilan internasional turut menghadiri konferensi. MWL juga telah berupaya untuk meningkatkan kesadaran kaum minoritas Muslim yang ditargetkan oleh organisasi ekstremis.

MWL bertemu dengan para pemimpin minoritas di seluruh dunia dan mengundang mereka di Makkah untuk bersatu dalam sebuah forum tahunan mempromosikan Islam moderat. Sebuah proyek nasional dibentuk untuk mengintegrasikan secara positif minoritas-minoritas ini.

Sumber : arabnews.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here