SEBAIKNYA BERTASBIH MENGGUNAKAN JARI-JARI TANGAN KIRI ATAU TANGAN KANAN?

0
251

JIC – Ketika kita selesai melaksanakan shalat fardhu, kita disunnahkan untuk membaca kalimat tasbih, tahmid, dan tahlil. Pada saat membaca tasbih, tahmid dan tahlil tersebut terkadang kita biasanya menghitungnya dengan jari-jari tangan kanan, namun terkadang dengan jari-jari tangan kiri. Sebenarnya, pada saat menghitung bacaan tasbih, tahmid dan tahlil tersebut, sebaiknya kita bertasbih menggunakan jari-jari tangan kanan atau jari-jari tangan kiri?

Menghitung bacaan tasbih, tahmid dan tahlil termasuk perbuatan baik. Menurut para ulama, setiap perbuatan baik dianjurkan untuk dilakukan dengan menggunakan yang kanan. Karena itu, jika kita menghitung bacaan tasbih, tahmid, dan tahlil, maka sebaiknya kita menghitungnya dengan jari-jari tangan kanan, bukan tangan kiri.

Ini sebagaimana disebutkan dalam Darul Ifta’ Al-Mishriyah berikut;

ولما كان التسبيح من الأمور المهمة فالأصل أن يكون باليمين، ويشهد لذلك الحديث الذي رواه عبد الله بن عمرو رضي الله تعالى عنه قال: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ التَّسْبِيحَ وزاد محمد بن قدامة شيخ أبي داود: “بِيَمِينِهِ” رواه أبو داود في سننه

Karena tasbih termasuk perkara yang penting, maka asalnya dia dihitung dengan tangan kanan. Ini diperkuat dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, dia berkata; Aku melihat Rasulullah SAW menghitung tasbih. Muhammad Ibnu Qudamah, guru Imam Abu Dawud, menambahkan; Dengan tangan kanannya. Imam Abu Dawud meriwayatkan ini di dalam kitab Sunan-nya.

Meski sebaiknya bacaan tasbih, tahmid dan tahlil dihitung dengan jari-jari tangan kanan, namun tidak masalah juga menghitungnya dengan jari-jari tangan kiri. Hal ini karena Nabi SAW pernah menghitung bacaan Al-Fatihah dengan jari-jari tangan kirinya. Ini menunjukkan bahwa menghitung bacaan tasbih, tahmid dan tahlil juga tidak masalah.

Ini sebagaimana riwayat yang disebutkan dalam kitab Al-Bayan fi ‘Addi Ayyil Quran berikut;

عن أم سَلمَة رضي الله عنها أَن النَّبِي صلى الله عليه وآله وسلم كَانَ يعد بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ آيَةً فاصلة، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ وَكَذَلِكَ كَانَ يَقْرؤها إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ إِلَى آخرهَا سبع، وَعقد بِيَدِهِ الْيُسْرَى وَجمع بكفيه

Dari Ummu Salamah, menceritakan bahwa Nabi Muhammad Saw pernah menghitung bismillahir rahmanir rahim satu ayat sendiri, alhamdulillahi rabbil ‘alamin, arrahmanir rahim, maliki yaumid din sambil membacanya sampai iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, ihdinas shirathal mustaqim sampai akhir ayat itu sebanyak tujuh ayat. Beliau menghitungnya dengan tangan kiri, dan menyatukannya dengan kedua telapak tangan.

Sumber : bincangsyariah.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here