JIC– Setiap hari, kita ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kita inginkan diri kita berubah menjadi lebih baik, lebih positif, lebih maju, lebih berguna dari sebelum ini. Ingatlah jika kita berusaha, pasti kita akan berjaya insyaAllah.
Maka untuk kita memperoleh kejayaan, janganlah kita menjatuhkan orang lain. Demi maju ke depan, janganlah kita menindas orang lain. Demi mencapai kejayaan, janganlah kita mencitrakan buruk orang lain dan membuka aibnya. Jangan kita mencari cari kesalahan orang lain semata mata untuk mencapai kepuasan kita sendiri. Jika ingin naik janganlah sampai menjatuhkan orang lain. Dan jika ingin maju jangan sampai menyingkirkan orang lain.
Dalam Alqur’an Al-Karim, mencari-cari kesalahan orang lain disebut dengan istilah “tajassasu” (tajassus). Perbuatan ini hampir sama dengan berburuk sangka. Sifat tercela yang amat dibenci Allah dan Rasul-Nya.
Sebagaimana firman Allah dalam Alqur’an: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12).
Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa mencari-cari kesalahan saudaranya, maka Allah akan menampakan kejelekannya.”
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (Al-Hujurat : 12)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”
Sahabat sekalian, untuk mencapai kejayaan yang kita inginkan, capailah dari jalan yang kreatif dan positif. Kerana jalan itu lebih berkah dan mulia. Takutlah kalian pada azab Allah jika kau menzalimi orang lain.
Nabi Muhammad SAW pernah berdoa:
اَللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ
“Ya Allah, barangsiapa yang mengurusi urusan umatku kemudian dia merepotkan umatku maka susahkanlah dia.”
Seorang penyair pernah berkata:
جراحات السنان لها إلتئام ولا يلتام ما جرح اللسان
“Bahwasanya luka yang disebabkan sayatan pedang masih bisa diperbaiki (bisa sembuh) akan tetapi luka yang disebabkan oleh sayatan lisan maka susah untuk disembuhkan.”
Dari Ibn Umar bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:
“Barangsiapa yang mencari-cari aib (atau kelemahan) saudaranya yang Muslim, nescaya Allah akan membuka aibnya walaupun dia berada di dalam rumahnya.” (Hadis riwayat Imam al-Tirmidhi –2032) Perbuatan menyebarkan aib orang lain termasuk dalam sunnah sayyiah yang berdosa jika diteruskan oleh orang lain.