Serial Keluarga Sakinah (Menyambut Hari Ayah 12 November 2025)
Oleh:
Arief Rahman Hakim, S.Sos. M.Ag || Kasubdiv Pendidikan dan Pelatihan PPIJ
DALAM kehidupan rumah tangga ada yang dinamakan keluarga inti yaitu ; ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah memiliki peran sebagai pengatur visi rumah tangga yang akan dibangun, sebagai kepala rumah tangga, sebagai imam dalam ibadah, imam beramal salih dan role model akhlak dan perilaku bagi isteri dan anak-anaknya.
Dulu para orangtua sering berucap, Isteri itu tergantung lelakinya, maksudnya tergantung suaminya. Jika dia baik dan memberi keteladanan maka isteri pun akan bersikap baik dan patuh kepada suaminya. Namun sebaliknya jika lelakinya, suaminya kurang baik, malas beribadah, dan hanya berpangku tangan, maka isteri pun menjadi kurang baik dan cenderung membantah bahkan melawan suaminya.
Ayah juga menjadi partner bagi isteri dalam beribadah, mengajak kebaikan dan contoh keteladanan bagi anak-anak.
Di dalam Kitab Riyadhussolihin Kitab Al-Fadhail Bab Keutamaan Qiyamul Lail. Rasulullah saw bersabda,
وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه – ، قَالَ : قَالَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : (( رَحِمَ اللهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ ، فَصَلَّى وَأيْقَظَ امْرَأَتَهُ ، فَإنْ أبَتْ نَضَحَ في وَجْهِهَا المَاءَ ، رَحِمَ اللهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ ، فَصَلَّتْ وَأيْقَظَتْ زَوْجَهَا ، فَإن أبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ المَاءَ )) رواه أَبُو داود بإسناد صحيح
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah merahmati seorang lelaki yang bangun pada malam hari, lalu ia shalat dan membangunkan istrinya. Jika istrinya menolak, ia memercikkan air pada wajahnya. Allah merahmati seorang perempuan yang bangun pada malam hari, lalu ia shalat dan membangunkan suaminya. Jika suaminya menolak, ia memercikkan air pada wajahnya.
[HR. Abu Daud, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad]
Biasanya seorang ayah itu memiliki beberapa karakter, seperti: tanggung jawab, mental petarung dalam mencari nafkah keluarga, hangat terhadap isteri dan anak-anak, ringan tangan membantu pekerjaan rumah, selalu berupaya menjadi teladan dalam hal ibadah, akhlak, dan amal salih, dan peduli terhadap lingkungan termasuk terlibat dalam proyek-proyek kebaikan dan perubahan.
Bagi anak-anaknya, seorang ayah adalah sosok pahlawan keluarga, tidak mudah lelah dan pantang menyerah walau badai dan hujan lebat menyambarnya. Ia akan terus berupaya optimal (baca; mujahadah) dalam mengusahakan anak-anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan baik, mengajarkan keberanian hidup, sederhana, jujur apa adanya, bertanggung jawab terhadap keluarga, sayang isteri dan anak-anak. Bahkan terkadang ada kesan ayah itu terlalu proteksi kepada anak-anaknya. Padahal ia hanya teringat sebuah ayat dalam Al-Qur’an,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا,
Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
[at-Tahrim (66) : 6]
Cinta seorang ayah di antaranya juga diekspresikan dalam bentuk mengayomi isteri dan anak-anak sebagai amanah dari Allah, sehingga sekecil apa pun dia berusaha agar mereka senantiasa menomorsatukan Allah swt, menjadikan Rasulullah saw sebagai teladan dalam kehidupan, dan saling mengingatkan dalam kebaikan di dalam interaksi keluarga inti.
Terkadang seorang ayah pulang bekerja dilanjutkan membantu proyek-proyek kebaikan dan perubahan, membimbing umat hingga pulang tengah malam dan mendapati isteri dan anak-anaknya sedang tertidur pulas di kamar mereka masing-masing. Semata-mata seorang ayah teringat pesan Rasulullah saw,
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya
[HR. Tabrani & Ahmad]
Semoga Allah Ta’ala mudahkan para ayah untuk terus mencintai dan menyayangi serta menghadirkan kehangatan keluarga. Aamiin











