EKS TAHANAN ISRAEL AKUI AL QASSAM MEMPERLAKUKANNYA SECARA MANUSIAWI

0
23

Palestina (islamic-center.or.id) – Seorang mantan tahanan Israel, Matan Tsengauker, mengungkapkan pengalaman mengejutkan selama masa penahanannya oleh Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Hamas. Ia mengaku mendapat perlakuan manusiawi dari para pejuang Palestina, bahkan di tengah situasi perang dan blokade ketat di Jalur Gaza.

Dalam wawancara dengan Channel 13 Israel, Tsengauker menceritakan bahwa ia berjalan di antara tenda-tenda pengungsi Palestina, di bawah pengawasan ketat para pejuang Qassam. Ironisnya, pasukan pendudukan Israel berada hanya beberapa meter jauhnya, namun gagal menjangkaunya.

“Tidak ada yang memperlakukan saya dengan buruk. Mereka memberi saya makanan, air, dan perlakuan yang layak,” ujar Tsengauker. “Mereka mengawasi saya dengan ketat, tetapi tetap menjaga saya seperti manusia.”

Ia juga mengungkapkan bahwa pembebasannya terjadi berkat perjuangan ibunya, yang memimpin aksi protes rakyat di Israel untuk menekan pemerintah agar mempercepat kesepakatan pertukaran tahanan.

“Kegigihan dan sikap publiklah yang memajukan isu ini,” katanya. “Tanpa tekanan masyarakat, kesepakatan itu tidak akan terjadi.”

Namun, Tsengauker menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap pemerintah Israel setelah ia dibebaskan.

“Saya merasa sangat sedih hari ini,” tuturnya. “Mereka yang dulu bersolidaritas dengan kami kini menuntut kami untuk memenuhi kebutuhan kami sendiri. Pemerintah mengabaikan tanggung jawabnya terhadap kami.”

Tsengauker termasuk di antara 22 tahanan Israel yang dibebaskan oleh Hamas pada tahap pertama perjanjian gencatan senjata di Sharm El-Sheikh pada 11 Oktober.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada 9 Oktober bahwa kesepakatan sementara telah dicapai antara Israel dan Hamas, melalui negosiasi tidak langsung yang difasilitasi oleh Mesir, Qatar, dan Turki, di bawah naungan Amerika Serikat.

Berdasarkan kesepakatan itu, Hamas membebaskan 20 tahanan Israel yang masih hidup pada 13 Oktober, serta menyerahkan jenazah 28 tahanan lainnya. Hingga kini, otoritas Israel telah menerima 24 di antaranya.

Tahap kedua perjanjian tersebut mencakup pembentukan komite dukungan masyarakat untuk mengelola urusan Jalur Gaza, mengawasi proyek bantuan kemanusiaan, dan mendukung rekonstruksi wilayah yang hancur akibat perang.

Pengakuan Tsengauker ini menambah daftar panjang kontras moral antara kemanusiaan rakyat Palestina dan kekejaman pendudukan Israel, yang hingga kini terus dikecam dunia karena blokade, serangan brutal, dan kebijakan tidak manusiawi terhadap penduduk sipil Gaza. [ ]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

fifteen + eight =