JIC– Membuka kegiatan Bimbingan Teknis Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Masjid Raya Jakarta Islamic Centre ke-2, Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ), Dr KH Didi Supandi berharap kedepannya UPZ JIC dapat berjalan maju dan jauh lebih baik lagi.
“Mudah-mudahan kegiatan Bimtek yang kedua UPZ JIC InsyaAllah berjalan dengan lancar dan mendapatkan bekal untuk berjalannya UPZ JIC kedepannya, yaitu lebih maju, lebih sukses lagi, dan lebih baik lagi,” kata Kiai Didi di Gedung Bisnis Jakarta Islamic Centre, Jum’at (17/5/2024).
Kiai Didi dalam sambutannya juga menghaturkan rasa terimakasihnya kepada Baznas Bazis DKI Jakarta yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu dan pengalamannya kepada para petugas Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) JIC.
“Sehingga kami bisa mendapatkan standar untuk dijadikan pedoman sesuai dengan apa yang telah dibuat oleh Baznas Bazis baik secara hukum fiqihnya ataupun tata kelola kelembagaannya,” ujarnya.
“Saya sebagai pimpinan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta menyambut kegiatan ini dengan antusias dimana harapan yang sangat besar adalah terus berkembangnya potensi kelembagaan filantropy Islam yang ada di Jakarta yang berkontribusi besar pada pembangunan masyarakat khususnya Jakarta dan Indonesia pada umumnya,” tambahnya.
Lebih lanjut Doktor lulusan International Islamic University Malaysia, bidang Pemikiran Islam ini mengatakan agar kita mencontoh Jepang, karena negeri Jepang walaupun bukan negeri muslim akan tetapi sudah menerapkan nilai-nilai keislaman. Prinsip-prinsip etos kerja yang diterapkan oleh masyarakat Jepang tidak hanya memberikan kontribusi pada produktivitas, tetapi juga memberikan inspirasi bagi dunia kerja global.
“Salah satunya adalah etos kerja Kaizen, etos kerja sempurna. Jika ada yang tidak bagus dia mau mengakui kekurangan, dia ngaku kalau ini ada yang salah. Pemimpin dalam Islam itu harus mau mengakui kekurangan dan minta maaf, itu etika,” terangnya.
“Jangan kalau salah anak buah yang disuruh maju, tetapi giliran prestasi anak buahnya yang kerja yang mengklaim pimpinannya,” ujar Kiai Didi.
Yang kedua lanjut Kiai Didi, Jepang memiliki etos kerja yang disebut Giri, yaitu konsep kerja berdedikasi, bertanggung jawab, mencintai pekerjaannya.
“Yang dalam istilah Kong Hu Cu itu adalah cintailah pekerjaan kamu maka kamu tidak akan pernah bekerja selama-lamanya. Karena dasar kerjanya adalah mahabah (kecintaan) bukan justru pekerjaan itu malah menjadi beban,” terangnya.
Lalu yang terakhir adalah Kyodo yaitu kerjasama atau teamwork. “Jadi kerjanya itu bukan maunya pribadi akan tetapi bersama-sama yang dalam konsep Islam adalah Wata’awanu alal birri wattaqwa, saling bantu membantu dalam tujuan yang baik,” pungkas Kiai Didi. [fan]
Insya Alloh UPZ JIC terus maju dan berkembang, dengan sumber daya yang ada kita yakin dapat melampaui target yang telah ditetapkan. Aamiin YRA.