HABIB HUSEIN SANG PEWARIS HABIB ABDURRAHMAN SAGAF ASSEGAF AL-QHADHI

0
896
habib-husein-sang-pewaris-habib-abdurrahman-sagaf-assegaf-al-qhadhi

JIC– Habib Husein bin Abdurrahman Sagaf Assegaf adalah khalifah (pewaris) Habib Abdurrahman Sagaf Assegaf Al-Qhadhi. Hal tersebut karena secara keilmuan, peran sebagai pendidik, dan kiprah di masyarakat, Habib Husein adalah anak yang paling menonjol dan banyak meneruskan perjuangan Sang Ayah. Semasa hidupnya Habib Husein Sagaf Assegaf rajin menyambung tali silaturahmi dengan kerabat Sang Ayah, dengan keluarga Sayyidul Walid Habib Abdurrahman Assegaf Bukit Duri Jakarta, dengan keluarga Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf Gresik, dan dengan keluarga Habib Abdul Qadir Assegaf, Jeddah.

Nasab beliau adalah Habib Husein bin Abdurrahman (Al-Qhadi) bin Segaf bin Husein bin Abu Bakar bin Umar bin Segaf Muhammad (Al-Qhadi) bin Umar bin Thoha (Al-Qhadi) bin Umar bin Thoha bin Umar ash-Shofi bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Sayyidina Syekh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman As-segaf bin Syekh Muhammad (Maula Ad-Dawilayh) bin Syekh

Ali (Shohibud Dark) bin Sayyidina Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina (AlImam Al-Faqih Al-Muqaddam) Muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina (AlImam) Muhammad (Shohib Marbath) bin Sayyidina Ali (Al-Imam Kholi Qosam) bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina (Al-Imam) Muhammad (Shohib AsShouma’ah) bin Sayyidina (Al-Imam) Alwi Alawiyyin (Shohib Saml) bin Sayyidina (Al-Imam) Ubaidillah (Shohibul Aradh) bin Sayyidina (Al-Imam AlMuhajir) Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa (Ar-Rumi) bin Sayyidina Al- Imam

Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina AlImam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina (Al-Imam) Ali Zainal Abidin bin (Al-Imam As-Syahid Sayyidi Syabab Ahlil Jannah) Sayyidina Al-Husein Rodiyallahu bin Sayyidah Fatihmah Az-Zahra binti Sayyidina Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam .

Habib Husein Sagaf Assegaf lahir di Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat, pada tahun 1922 Masehi yang bertepatan dengan tahun 1341 Hijriyah. Habib Husein kecil mendapatkan pendidikan agama pertamakali dari Ayahnya sendiri dan dari pamannya yaitu bernama Habib Muhammad bin Abdurrahman Sagaf Assegaf, sampai saat usia sekolah, Sang Ayah melanjutkan pendidikan Habib Husein ke Madrasah Jam’iyat Al-Khair, Jakarta. Beliau belajar dengan para ulama terkemuka di zamannya. Selain mengenyam pendidikan di Jamiyat Al- Khair, Habib Husein remaja, diajak oleh pamannya yang merupakan gurunya juga, rihlah thalabul ilmi ke ulama-ulama di Cirebon.

Tercatat dari keterangan sang anak, bahwa guru-guru Habib Husein bin

Abdurrahman Sagaf Assegaf antara lain: Ayahnya sendiri Habib Abdurrahman Sagaf Assegaf, mertuanya sendiri Habib Zein bin Abdullah Alaydrus, pamannya Habib Muhammad Sagaf Assegaf, Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang), Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf (Gresik), Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid (Tanggul), dan beberapa ulama lainnya. Adapun murid beliau antara lain; Habib Muhammad bin Husein Alaydrus, Habib Ahmad bin Abdullah Al-Athos (ketua Maktab Ad-Daimi Robithah Alawiyah Jakarta), anaknya sendiri Habib Hasan bin Husein Sagaf Assegaf, dan banyak lagi yang lainnya.

Setelah menikah Habib Husein Sagaf Assegaf tidak langsung terjun aktif di dunia pendidikan dan berkiprah sebagai muallim serta pendakwah. Beliau sibuk bekerja untuk mencari nafkah layaknya seorang suami yang bertanggung jawab atas nafkah istri dan anak-anaknya. Baru, saat mendekati usia empat puluh tahun, Habib Husein baru benar-benar aktif terjun di dunia pendidikan, mengajar di Jamiyat Al-Khair, bahkan sempat menjabat sebagai kepala madrasah Jamiyat Al-Khair sejak tahun 60 sampai masuk tahun 80, menjelang akhir usianya.

Selain aktif sebagai pendidik, Habib Husein Sagaf Assegaf juga aktif sebagai muallim (guru pengajar) di berbagai majlis ilmu, beliau mengajar di Majlis Annur tempat Habib Ali bin Sahil di Slipi Jakarta Pusat, di Majlis tempat Habib Zein (mertuanya) di Krukut Jakarta Barat, dan di Majlis Habib Ali AlHabsyi, atau yang dikenal dengan sebutan Islamic Center Indonesia (ICI) Kwitang, Jakarta. Selama aktif di ICI Kwitang Jakarta, Habib Husein Sagaf Assegaf ditunjuk sebagai penyambut dan penerjemah tamu ulama yang datang dari Negara-negera Timur Tengah, sekaligus ditunjuk sebagai pemberi sambutan dan pujian dalam bentuk syair Arab (Asy-Sya’ir Al-Markazi) untuk tamu ulama tersebut.

Sabagaimana cerita sang anak, yaitu Hiabib Hasan bin Husein Sagaf Assegaf, “Abah adalah ahli bahasa Arab, ahli Fiqih, dan pandai membuat syair Arab. Abah Ana hoby mengajar fiqih, baginya pelajaran ini adalah pelajaran yang paling disukai, baik dalam hal belajar maupun mengajar.” Lanjut sang anak, “Abah Ana adalah sosok habib yang dalam berpenampilan sangat sederhana. Abah adalah pribadi yang tidak mau menonjol dan dikenal (khumul). Ketika mengajar di Madrasah Jamiyat Al-Khair, Abah selalu berpenampilan layaknya ahwal, yaitu; berkemeja batik lengan panjang, berkopiah hitam, dan bercelana panjang. Beda halnya ketika Abah mengajar di Majlis Ilmu yang lain, seperti di Majlis Habib Ali Al-Habsyi, beliau memakai jubah, surban, dan atribut lainnya sebagaimana para habaib berpenampilan.”

Selama aktif mengajar di Madrasah Jamiyat Al-Khair, Habib Husein bin Abdurrahman Sagaf Assegaf aktif menulis dan menyusun diktat pembelajaran yang layak terbit. Di antara karya tulisnya adalah kitab Al-Fiqh Al-Muyassar (ringkasan ilmu fiqih dalam bentuk bagan untuk lebih memudahkan), kitab Musthalah Al-Hadits, dan Asy-Sya’ir Al-Markazy (kumpulan syair-syair yang beliau bacakan untuk para tamu ulama yang datang di Majlis Habib Ali AlHabsyi Kwitang). Semua karya tulis beliau masih berupa manuskrip, ketikan mesin tik, dan belum diterbitkan di penerbit mana pun. Sang anak, masih dalam upaya menerbitkannya.

Saat memasuki usia 59 tahun, Habib Husein bin Abdurrahman Sagaf Assegaf wafat menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 1981 Masehi bertepatan dengan tahun 1401 Hijriyah, beliau kembali kepada Tuhan Sang Pencipta dan dipertemukan dengan para pendahulunya, para kekasihnya, para leluhur yang shalihin dan shalihat, terutama bertemu dengan Sang Kakek, yaitu Rasulullah Saw.

Sumber: 27 Habaib Berpengaruh di Betawi 2023 yang diterbitkan Jakarta Islamic Centre

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here