HABIB USMAN BIN YAHYA, MUFTI BETAWI PADA MASANYA

0
15340
habib-usman-bin-yahya-mufti-betawi-pada-masanya

JIC– Berbicara peran habib di Nusantara, tidak bisa lepas dari peran habib yang satu ini. Ia bukan hanya dikenal ‘alim dan menjadi Mufti Batavia pada masanya, namun sampai hari ini kitab-kitabnya masih terus dikaji di mana-mana.

Ia adalah Habib Usman bin Abdullah Bin Yahya. Lahir di Pekojan, Jakarta, pada 17 Rabiul Awal 1238 H (1822 M). Ayahnya, Habib Abdullah bin Agil bin Umar bin Yahya. Sedangkan ibunya adalah Asy-Syaikhah Aminah binti Abdurrahman AlMishri. Pada usia tiga tahun, ketika ayahnya kembali ke Mekah, ia diasuh oleh kakeknya, Abdurrahman al-Misri, yang mengajarinya dasar-dasar ilmu agama, bahasa Arab dan ilmu falak.

Ia wafat pada 1331 H (1914 M), jenazahnya dimakamkan di TPU Karet, Jakarta. Namun di kemudian hari, saat ada penggusuran makam pihak keluarga berusaha memindahkan tanah kuburnya ke Pondok Bambu. Kini makamnya kerap diziarahi para peziarah. Terletak di sebelah selatan masjid Al-Abidin, Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Belajar ke Banyak Negara

Pada usia 18 tahun ia menyusul ayahnya ke Makkah dan belajar ilmu agama dari sejumlah ulama di tanah suci. Di antara gurunya adalah Sayid Ahmad Zaini Dahlan yang buku-bukunya hingga kini banyak diajarkan di berbagai pesantren.

Tujuh tahun di Mekah, Habib Usman kemudian belajar ke Hadramaut.

Di sini selama beberapa tahun ia belajar pada para ulama setempat di antaranya, Habib Abdullah bin Husin bin Thahir, Habib Abdullah bin Umar bin Yahya, Habib Alwi bin Saggaf Al-Jufri, Habib Hasan bin Sholeh Al-Bahar.

Kemudian ia kembali ke Mekah dan terus ke Medinah. Antara lain, ia menuntut ilmu pada Syekh Muhammad Al-Azab pengarang kitab Maulid Azab yang banyak dibacakan pada acara-acara maulid di Indonesia.

Selepas dari menuntut ilmu di Hadramaut, keinginannya untuk selalu menuntut ilmu seakan tak pernah pupus dan luntur. Habib Usman kemudian meneruskan perjalanannya ke Mesir dan belajar di Kairo selama 8 bulan. Dari Kairo lalu meneruskan perjalanan ke Tunisia dan berguru kepada Asy-Syaikh Abdullah Basya.

Ia melanjutkan ke Aljazair dan berguru kepada Asy-Syaikh Abdurrahman Al-Maghrabi. Ia juga melakukan perjalanan ke Istambul, Persia, dan Syria. Setelah itu kemudian kembali ke Hadramaut. Dalam perjalanannya ke beberapa negara tersebut, beliau banyak mendapatkan berbagai macam ilmu, seperti Fikih, Tasawuf, Tarikh, ilmu Falak, dan lain-lain.

Di negara-negara Afrika Utara itu ia memperdalam ilmu syariah. Kemudian meneruskan perantauannya ke Siria menemui para ulama di negara tersebut, sebelum meneruskan perjalanannya ke Turki, yang masih berbentuk kesultanan.

Pada 1862 H (1279 M), ia kembali ke Batavia (Jakarta) dan menetap disana. Di Batavia ini, ia diangkat menjadi mufti menggantikan Syeikh Abdul Ghani, mufti sebelumnya yang telah lanjut usia. Pada tahun 1899-1914 diangkat sebagai Adviseur Honorer untuk urusan Arab di kantor Voor Inlandsche Zaken.

Produktif Berkarya

Salah satu yang menjadi pembeda Habib Usman dengan ulama lain pada saat itu adalah, di samping rajin menulis, ia mendirikan sendiri percetakan yang dikenal dengan percetakan batu, karena klise/negatifnya masih dibuat dengan batu. Hasil dari usaha percetakannya itu untuk hidupnya sehari-hari bersama keluarga.

Di majelis taklimnya berdatangan masyarakat dari segala penjuru Jakarta dan sekitarnya, termasuk para ulama. Di antara muridnya adalah Habib Ali al-Habsyi, pendiri majelis taklim Kwitang yang hingga kini masih beraktivitas, diteruskan cucunya, Habib Abdurahman.

Ada lebih dari 116 karyanya, di antaranya ialah:   

  1. Adab al-Insan
  2. al-Qawanin as-Syar’iyyah li Ahli al-Majalis al-Hukmiyyah wa al-Iftaiyyah
  3. Al-Qur’an Wa ad-Dua
  4. An-Nashihat al-Aniwah
  5. As-silsilah an Nabawiyah
  6. At-Tuhfat al-Wardiah
  7. Ath-Thariq ash-Shahihah
  8. Atlas Arabi
  9. Bab al-Minan
  10. Buku Pelajaran Bahasa dan Ukuran Benda
  11. Cempaka Mulia
  12. Gambar Makkah dan Madinah
  13. Hukum Perkawinan
  14. I’anatut Mustarsyidin
  15. Ilmu Falak
  16. Ilmu Kalam
  17. Iqazhuniyan fimaa yat ‘alqu bilahillah was Shiyam
  18. Irsyad al-Anam
  19. Ishlah al-Hal
  20. Jam’al-Fawaid
  21. Kamus Arab Melayu
  22. Keluarga
  23. Khawariq al-adat
  24. Khutbah Nikah
  25. Kitab al-Faraid
  26. Kitab al-Manasik
  27. Maslak al-Akhyar
  28. Maslakul Akhyar
  29. Membahas Al-Qur’an dan kesalahan dalam berdoa
  30. Muthala’ah
  31. Nafais an-Nihlah
  32. Perhiasan
  33. Ringkasan Hukum Pengunduran Diri Istri Secara Sah
  34. Ringkasan Ilmu Adat Istiadat Ringkasan Seni Membaca Al-Qur’an
  35. Ringkasan Seni Membaca Al-Qur’an
  36. Ringkasan Seni Menentukan Waktu Sah untuk Shalat
  37. Ringkasan Tata Bahasa Arab
  38. Ringkasan Undang-Undang Saudara Susu
  39. Ringkasan Unsur Unsur Doa
  40. Risalah Dua Ilmu
  41. Sa’adal al-Anam
  42. Saghauna Sahaya
  43. Sifat Dua Puluh
  44. Betawi
  45. Silsilah Alawiyah
  46. Soal Jawab Agama
  47. Ta’bir Aqwa’adillah
  48. Taudhih al-Adillah 48. Terjemah Rukun Islam.
  49. Thariqussalamah minal Khusran wan Nadamah
  50. Tujuh Faedah
  51. Zahr al-Basim

*Sumber: 27 Habaib Berpengaruh Di Betawi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here