JIC– Di tengah meningkatnya rasisme dan Islamofobia, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menekankan bahwa Islam, budayanya, dan masyarakatnya adalah milik Jerman, dan menyerukan untuk melindungi dan menghormati kebebasan semua umat beriman.
Steinmeier berbicara pada hari Sabtu pada perayaan 50 tahun berdirinya Asosiasi Pusat Kebudayaan Islam (VIKZ) di Cologne, Anadolu Agency melaporkan.
“Islam, kaum Muslim, dan budaya Muslim telah mengakar di negara kami,” kata Steinmeier.
“Saat ini, keberagaman Islam, keberagaman lebih dari 5 juta umat Islam, juga merupakan bagian dari negara kita,” ujarnya.
Pernyataan Presiden tersebut muncul setelah adanya laporan baru-baru ini yang menyebutkan rasisme dan Islamofobia telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di Jerman.
Laporan yang dirilis pada bulan Juni oleh organisasi non-pemerintah yang berbasis di Berlin, Aliansi Melawan Islamofobia dan Permusuhan Muslim, mencatat 898 insiden anti-Muslim di Jerman pada tahun 2022.
Di antara kasus-kasus yang terdokumentasi adalah 500 serangan verbal, termasuk pernyataan yang menghasut, penghinaan, ancaman, dan pemaksaan.
Sebelas surat ancaman ke masjid-masjid dengan “ancaman kekerasan dan kematian yang sering kali berlebihan” tercatat. Surat-surat tersebut berisi simbol-simbol Nazi atau referensi pada era Nazi.
Komentar Steinmeier yang meyakinkan bukanlah yang pertama bagi komunitas Muslim.
Pada bulan Desember 2019, ia melakukan kunjungan khusus ke sebuah masjid di Penzberg, menyerukan lebih banyak pemahaman antar agama.
Selain itu, pada bulan Maret 2018, ia menyuarakan dukungan kuatnya terhadap komunitas Muslim sebagai bagian dari masyarakat Jerman.
Menurut laporan Pew Research Center pada tahun 2017, umat Islam merupakan kelompok agama minoritas terbesar di Jerman, dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta orang, mewakili sekitar 6,1 persen populasi Jerman.
Lebih dari separuh umat Islam di Jerman, sekitar 63,2 persen, berasal dari Turki dan Kurdi.
Kebanyakan umat Islam tinggal di ibu kota Berlin, dan kota-kota besar di bekas Jerman Barat.