JIC- Prof Abdullah Maarouf, peneliti dan guru besar studi Yerusalem mengatakan, struktur Masjid Al-Aqsa terancam runtuh sewaktu-waktu, akibat pendudukan terus menerus melakukan penggalian di bagian bawah temboknya.
Maarouf mengatakan kepada Al–Resalah, Rabu (6/7), pendudukan membuka jalan bagi semua alasan yang membuatnya rentan runtuh setiap saat, dengan dalih faktor alam.
Dia menjelaskan, pendudukan berusaha mengosongkan masjid dari bawah temboknya untuk melemahkannya, yang telah menyebabkan keruntuhan beberapa bagian tembok dan batu di dalamnya.
Maarouf menambahkan, upaya pendudukan untuk menggali tanah di bawah Masjid Al-Aqsa sudah berlangsung lama.
“Penggalian yang mencurigakan dan misterius terus berlangsung di sekitar Masjid Al-Aqsa, terutama dari sisi selatan dan barat,” ujarnya.
Sebelumnya dilaporkan, Israel telah melakukan penggalian sporadis di sekitar area dan di bawah masjid Al-Aqsa. Menurut Direktur Jenderal Departemen Wakaf Islam dan Urusan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Azzam Al-Khatib, proyek penggalian tersebut menyebabkan retakan dan kerusakan lain pada struktur bangunan masjid.
Al-Khatib memperingatkan, masjid di Al-Aqsa terancam runtuh jika penggalian berlanjut dengan intensitas seperti saat ini. Penggalian yang telah dilakukan selama beberapa pekan terakhir tersebut, disebut Al-Khatib telah menyebabkan retakan muncul dan batu-batu copot dari dinding dan langit-langit.
“Ada penggalian yang berbahaya. Kami melihat debu berterbangan dan mendengar suara peralatan menggali dan pecahnya batu. Getaran menyebabkan jatuhnya beberapa batu dari langit-langit masjid di ruang sholat selatan,” papar Al-Khatib, dikutip dari laman Arabnews.
Al-Khatib pun meminta dukungan masyarakat internasional agar mendesak otoritas Israel untuk menghentikan penggalian di tempat tersuci ketiga bagi umat muslim tersebut.
Sementara itu, dikutip dari laman Anadolu Agency, diketahui bahwa penggalian serupa juga beberapa kali dilakukan zionis Israel sejak tahun 1967. Hal itu dipaparkan seorang arkeologi asal Palestina, Prof Jamal Amro.
“Sejak tahun 1967, Israel telah melakukan lebih dari 100 penggalian di bawah kota kuno. Penggalian Israel di bawah kompleks Masjid Al-Aqsa telah berjalan lancar dalam 60 tahun. Penggalian, bagaimanapun, telah dilakukan di bawah pondasi kompleks (Al-Aqsa) dalam 15 tahun terakhir,” kata Amro, akhir Juni lalu.
Sementara pada 2019 lalu, Israel telah melakukan 22 penggalian di Yerusalem. Empat di antaranya dilakukan di bawah tembok Al-Buraq (barat) dan lima di bawah lingkungan Silwan.
One Comment
Perlunya Negara Membentuk ACT Negeri, klo ACT swasta dihilangkan. ACT satu2nya organisasi fokus Aksi Cepat dan tanggap atas muqadimah UUD45 sbb:
Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa oleh karena itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
15R43L bis kuat karena donasi internasional baik AS maupun Barat. Masjid Aqsa Palestina tanpa ACT lndonesia mungkin sudah runtuh akibat donasi internasional yang mendukung aksi penggalian yang sengaja dilakukan oleh 15R43L.