Konsepsi bangunan master plan Jakarta Islamic Centre merupakan sebuah bentuk fungsi-fungsi kemakmuran masjid yang difasilitasi secara total oleh Pemda DKI Jakarta dengan ciri utamanya. terdapat fungsi peribadatan. fungsi pendidikan dan fungsi perdagangan/bisnis. Konsepsi ini diimplementasikan dalam bentuk tiga komplek bangunan utama yaitu Masjid, Gedung Sosial Budaya (Gedung Pendidikan) dan Gedung Wisma (Bisnis Centre) dengan landasan filosofis meneladani Rasulullah Muhammad SAW dalam membangun peradaban Madinah. Rasulullah SAW membangun Madinah dengan tiga gerakan, yakni gerakan spiritual, gerakan sosial dan gerakan ekonomi.
Konsepsi bangunan fisik Jakarta Islamic Centre juga menjadi perwujudan dari salah satu misi Jakarta Islamic Centre sebagai landmark Jakarta dengan sosok fisik yang monumental, bernuansa Islami dimana Masjid sebagai sentrumnya. Dengan luas kawasan mencapai 10,9 hektar, bangunan-bangunan yang monumental tersebut ditata sedemikian rupa oleh Ir. H. Karnaya. M.Arch, Sang Pakar Master Plan dari PT. Arservo, sehingga proporsional dengan luas lahan yang ada. Konsep bangunan JIC semuanya menghadap ke kiblat sebagai perlambang ketundukan dan ketaatan kepada Allah Swt dalam segala aspek kehidupan.
Gambar 1. Komplek Bangunan Kawasan Jakarta Islamic Centre
Gambar 2. Foto Udara Bangunan Komplek JIC
MASJID RAYA Jakarta Islamic Centre
Masjid adalah bangunan utama dari master plan JIC. Masjid JIC mulai dibangun pada akhir tahun 2001, dan digunakan pertama kali dalam pelaksanaan Shalat Jumat perdana pada tanggal 6 September 2002. Namun peresmian masjid dilakukan pada tanggal 4 Maret 2003 oleh Gubernur DKI Jakarta. H. Sutiyoso. Menempati areal seluas 2.2 Ha, masjid ini memiliki fasilitas berupa ruang shalat utama, koridor, mezanine, selasar tertutup dan plasa. Kapasitas tampung jamaah Masjid JIC berjumlah 20.680 orang.
Arsitektur Masjid JIC dirancang oleh Sang Maestro Arsitek Masjid Indonesia, Ir. H. Achmad Noe’man, dari PT. Birano. Filosofi bentuk bangunan Masjid JIC merupakan manifestasi dari sifat-sifat keperkasaan (AI-Jabbaru). kemegahan (AI-Mutakabbiru) sekaligus kelembutan dan keindahan (AI-Lathief) yang diharapkan dapat menghapus stigma lama lokasi dengan filosofi bangunan bersifat monumental. Adapun ornamen dekoratif interior dan eksterior masjid mengambil perpaduan nuansa Islam dan Betawi.
Masjid JIC memiliki menara setinggi 114 meter yang mengandung makna jumlah surat dalam Al Qur’an. Ruang shalat utama Masjid Jakarta Islamic Centre juga sangat monumental karena memiliki bentangan kubah masjid terpanjang tanpa tiang se-Asia Tenggara yakni 66 meter x 66 meter yang melambangkan jumlah ayat dalam Al Quran (6.666 ayat). Menariknya lagi kubah Masjid JIC yang tersusun dari material space frame rangka baja dengan ball joint pengikatnya dibiarkan terbuka sehingga menjadi pemandangan yang menarik tentang bagaimana rumitnya membentuk sebuah atap kubah. Pada malam hari ball joint warna kuning terlihat seakan bintang gemintang yang ada di langit serta dipercantik dengan 12 lampu kipas khas Betawi seberat hampir 1 ton yang melambangkan 12 bulan.
Dan pada tahun 2007 berdasarkan usulan Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta, Masjid Jakarta Islamic Centre ditetapkan sebagai Masjid Raya Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 460 Tahun 2007 sebagai wujud pengakuan atas eksistensi Masjid JIC sejak tahun 2004.