JIC– Salah satu karakteristik utama dari pemikiran Islam kontemporer khususnya yang terkait dengan gerakan pembaharuan seperti revivalis Islam, adalah kritik mereka terhadap sejarah warisan pemikiran Islam klasik dan juga ideologi atau pemikiran Barat. Para tokoh gerakan ini sesungguhnya tidaklah menolak secara total kontribusi peradaban Barat khususnya terkait dengan berbagai bidang ilmu pengetahuan, namun juga tidak menerima semuanya begitu saja secara membabi buta.
Kebanyakan mereka tidak menerima ide-ide pemikiran Barat kecuali setelah disertai dengan kritik dan evaluasi yang mendalam berdasarkan perspektif Islam. Mereka juga secara jelas membedakan antara pembangunan dan modernisasi di satu sisi dan juga antara westernisasi dan sekularisasi di pihak lainnya.
Berikut ini adalah beberapa ciri khas atau karakteristik dari gerakan pembaharuan Islam: lingkup pemikiran dan kajian yang lebih komperhensif, pendekatan yang terbuka dan kritis terkait dengan modernisme Barat, berupaya untuk membagun kembali ilmu pengetahuan Islam, kritik mereka terhadap akal dan rasionalitas, fenomena kemanusiaan dari perspektif budaya, teori pembangunan yang memberikan jawaban bagi krisis lingkungan, kritis atas berbagai persoalan-persoalan filosofis yang mendasar serta kewaspadaan terhadap perangkap post-modernisme hingga adanya wacana atau diskursus Islam yang lebih baru.
Baca Juga:
MUHAMMAD ABDUH DAN TEOLOGI RASIONAL BAGIAN 1
MUHAMMAD ABDUL DAN TEOLOGI RASIONAL BAG 2
Sejak awal, para pengusung wacana baru Islam menyadari adanya aspek yang lebih gelap dari modernitas Barat. Ia telah melibatkan seluruh dunia jatuh dalam dua peperangan Eropa yang kemudian disebut ‘Perang Dunia’ karena seluruh dunia diseret ke dalam arena konflik. Kemudian, pada waktu telah terjadi perdamaian dunia peradaban modern Barat juga telah menjebak dunia dalam hiruk-pikuk perlombaan senjata militer.
Sentralisasi negara-bangsa atau nation-state sebagai hasil dari imprialisme dan produk politik modern Barat juga kemudian tumbuh lebih kuat dan otoriter, ia meluaskan kekuasaannya hingga masuk pada aspek paling pribadi dalam kehidupan manusia, dan mencoba untuk ‘memandu’ warganya. Media masa, salah satu produk lain dari modernitas Barat, juga secara luar biasa menyerbu kehidupan pribadi warga negara, serta mempercepat proses peningkatan hidup yang konsumtif. Sementara itu, sektor hiburan menjadi begitu kuat mengontrol dan mempengaruhi mimpi orang-orang, menjual produkproduk erotis dan pornografi yang luar biasa besarnya.
Keluarga sebagai sebuah institusi sosial sudah tidak lagi mampu menahan berbagai serangan dan tekanan dari luar yang kemudian diikuti dengan meroketnya angka perceraiaan hingga ke tahap yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Krisis nilai, krisis epistimologi ilmu pengetahuan hingga persoalan aliansi juga semakin jelas dan serius. Sementara itu, banyak proyek kapitalisme Barat yang telah terhenti dan kesuksesannya tinggal menjadi cerita masa lalu, paham sosialisme juga runtuh dan kehilangan segala kredibilitasnya. Tren pemikiran antihumanisme seperti fasisme, nazisme, zionisme dan strukturalisme muncul dan berkembang hingga mencapai puncaknya di era postmodernisme.
A. Pemahaman Keagamaan dan Kritik Atas Filsafat Barat
Hal yang sangat penting dalam studi pemikiran Iqbal adalah perhatiannya yang besar atas pemahaman dan nilai-nilai dasar kemanusiaan secara umum dan pengertian seorang muslim yang harus dipahami secara benar dan mendalam bagi–berikutnya-memahami makna Islam itu sendiri di sisi lainnya sebagaimana jelas hal tersebut diuraikannya dalam bukunya ”The Reconstruction of Religious Thought in Islam”.
Dalam bukunya itu ia mencoba untuk menggambarkan posisi yang sangat signifikan atau penting dari agama (Islam) sebagai sumber pengetahuan yang disandingkan dengan pemikiran ilmu pengetahuan Barat yang hanya mengakui kekuatan akal manusia saja. Dan hal penting lainnya dalam mengkaji pemikiran Iqbal adalah pemahaman dan penguasaannya yang luar biasa mendalam atas pemikiran dan filsafat Barat dan kemudian kritiknya dari kegelapan dan kurangnya filsafat Barat seperti yang dapat dilihat pada kebanyakan karyakaryanya.
*Sumber: Buku Karya DR. KH. Didi Supandi MA yang bejudul “PEMIKIRAN ISLAM DARI ABDUH KE HARUN NASUTION” yang diterbitkan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ)