JIC– Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Perempuan, Remaja, dan Keluarga (PRK), Prof Amany Lubis mengatakan, program Muslimah Preneur untuk memastikan kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak terjadi.
Hal ini disampaikan oleh Prof Amany, saat memberikan sambutan pada Pelatihan Wirausaha bagi Muslimah Preneur, Senin (13/5/2024) di Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat.
Selain kekerasan, kata Prof Amany, Muslimah Preneur diharapkan dapat menjaga ketahanan keluarga di Indonesia. Karena kerap kali, perceraian di Indonesia disebabkan oleh faktor ekonomi.
“Untuk memastikan kekerasan anak dan perempuan tidak terjadi, memastikan ketahanan keluarga untuk menjaga keluarga Indonesia kuat, sehingga, perceraian dikurangi, jangan alasan ekonomi lalu ada perceraian,” Kata Mantan Rektor UIN Jakarta.
Prof Amany menyampaikan, pihaknya sangat bersemangat untuk mengembangkan program Muslimah Preneur. Rencananya, pihaknya bakal melakukan roadshow ke berbagai pesantren untuk mengembangkan Muslimah Preneur.
Prof Amany menuturkan, ketika masa Covid-19 lalu, pihaknya bersama dengan BAZNAS RI dan Jagat Usaha memberikan bantuan kepada 500 pelaku usaha.
Menurutnya, program tersebut merupakan bentuk nyata dari MUI untuk memberdayakan perempuan secara ekonomi, dan menghilangkan kekerasan.
Kegiatan ini bertema Peningkatan Ketahanan Keluarga Dalam Rangka Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI.
Sementara itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) RI mengapresiasi program Muslimah Preneur Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga (KPRK) MUI.
Apresiasi ini disampaikan oleh Plh Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA RI Rini Handayani mewakili Menteri PPPA RI Bintang Puspayoga.
Rini mengatakan, KemenPPPA menilai kegiatan ini sangat tepat dan relevan dalam mendukung kesetaraan gender melalui pengembangan Muslimah Preneur di Indonesia.
Rini menambahkan, apalagi kegiatan ini untuk memperkuat ketahanan keluarga di Indonesia dengan mewujudkan keluarga Indonesia yang sejahtera dan bebas dari kekerasan.
“Untuk manusia berdaya dan bersaing, harus dimulai dari keluarga, memiliki peran penting kualitas hidup bangsa. Pandangan hidup, prinsip, dipelajari dari keluarga,” kata Rini.
Rini mengatakan, pemerintah sangat berkomitmen untuk berinvestasi kepada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab, bangsa yang besar bergantung kepada kualitas SDM.
Menurut Rini, kegiatan pelatihan Muslimah Preneur ini sangat penting, karena kekerasan pada anak dan perempuan kerap kali disebabkan oleh faktor ekonomi. Apabila kekerasan ini terus berlanjut, maka Indonesia berpotensi kehilangan SDM terbaik.
Dalam kedudukan keluarga, tidak terlepas dari perempuan. Apalagi penduduk Indonesia didominasi oleh perempuan sehingga, perempuan harus diberdayakan salah satunya menjadi wirausaha.
“Wanita Indonesia ujung tombak masa depan keluarga dan menentukan kesuksesan suatu bangsa,” tuturnya.
Oleh karena itu, pemberdayaan ekonomi bagi perempuan sangat penting. Karena bukan hanya sebagai sarana pendapatan saja, tetapi sebagai sarana untuk menjemput kesetaraan, kemajuan bangsa dan negara.
“Saya berharap kegiatan hari ini menjadi bagian dan menyelesaikan berbagai tantangan dalam keluarga. Melepaskan stigma keterbatasan perempuan dalam keluarga dan bangsa. Perempuan berdaya, anak terlindungi dan Indonesia maju,” pungkasnya.