Serial Keluarga Sakinah (Edisi Ketujuh)
Oleh:
Arief Rahman Hakim, S.Sos. M.Ag || Kasubdiv Pendidikan dan Pelatihan PPIJ
HIDUP berumah tangga itu penuh dengan dinamika, pernak pernik yang hanya bisa difahami oleh yang sudah mengalaminya. Ada kebahagiaan, keceriaan, kehangatan, motivasi tinggi, penuh suka cita. Ada pula saat-saat sedih, kecewa, bingung, khawatir, menurunnya motivasi.
Ayah, ibu dan anak-anak sangat membutuhkan kedekatan khusus dengan Allah swt. Do’a disebut Rasulullah saw sebagai senjata orang-orang beriman, dengannya bisa mengadu kepada Allah swt, menumpahkan isi hati, kelelahan, keletihan menghadapi masalah keluarga.
وَقَالَتِ ٱمْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّى وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Dan berkatalah isteri Fir’aun: (Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak, sedang mereka tiada menyadari
[al-Qasas (28) : 9]
Ayat ini berkisah tentang Asiyah binti Muzahim bin Ubaid bin Rayyan bin Al-Walid, berasal dari Bani Israil, tatkala melihat bayi (Musa) yang dihanyutkan dalam sungai dengan peti tertutup. Ia melihat wajah bayi itu cerah bersinar dengan cahaya kenabian dan keagungan sehingga sangat menyukai dan mencintainya, sebagaimana dikutip dari Muhammad Sa’id Muri, dalam Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah.
Di dalam Tafsir As-Sa’di, Syaikh Abdurrahman Bin Nashir As-Sa’di menjelaskan bahwa Allah menakdirkan Musa memberikan manfaat bagi istri Fir a’un yang telah mengatakan ungkapan di atas. Sebab, ketika Musa telah menjadi penyejuk hatinya, dan dia pun sangat mencintainya, maka Musa terus menjadi seperti anak kandungnya sendiri sampai besar, kemudian Allah mengangkatnya sebagai nabi lalu sebagai seorang rasul, maka istri Fir’aun segera masuk Islam dan beriman kepadanya. Semoga Allah meridhainya dan membuatnya ridha (memeluk Islam).
Asiyah pun mendapat apresiasi Allah swt sebagaimana diabadikan di dalam surat at-Tahrim (66) ayat 11,
وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱمْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ٱبْنِ لِى عِندَكَ بَيْتًا فِى ٱلْجَنَّةِ وَنَجِّنِى مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِۦ وَنَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
Dan Allah membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.
Kalau diperhatikan dua ayat di atas terkait do’a seorang isteri yang suaminya berprofesi sebagai raja diraja di muka bumi dan dikenal jahat luar biasa bahkan mendeklarasikan dirinya sebagai Tuhan, maka do’a-do’a ini didengar dan dipenuhi oleh Allah swt.
Asiyah adalah muslimah yang baik, isteri salihah walaupun suaminya jahat, dia beriman kepada Allah swt melalui anak angkatnya (Nabi Musa as), dan Allah swt menjaganya dari Fir’aun sehingga tetap menjadi wanita yang suci. Kelak Asiyah akan menjadi isteri Rasulullah saw sebagaimana dimuat dalam hadis,
Sesungguhnya Allah akan menikahkan diriku di surga kelak dengan Maryam binti Imran, Asiyah isteri Fir’aun dan saudari perempuan Musa
[HR. Tabrani]
Di riwayat lain disebutkan nama saudari perempuan Musa as adalah Kultsum.
Ada beberapa do’a ayah untuk anak-anaknya, sebagaimana dilantunkan oleh Nabi Ibrahim as,
رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.[ash-Saffat (37) : 100]
Juga do’a Nabi Zakaria as,
وَإِنِّى خِفْتُ ٱلْمَوَٰلِىَ مِن وَرَآءِى وَكَانَتِ ٱمْرَأَتِى عَاقِرًا فَهَبْ لِى مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا
Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap keluargaku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera
يَرِثُنِى وَيَرِثُ مِنْ ءَالِ يَعْقُوبَ ۖ وَٱجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai. [Maryam (19) : 5-6]
Dan do’a orang-orang beriman,
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan orang orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. [al-Furqan (25) : 74]
Dalam keseharian mungkin suami menginginkan isterinya lebih baik lagi dalam melayani dirinya dan anak-anak, penataan estetika rumah dan kebersihannya, pengelolaan keuangan keluarga, dll. Juga berharap anak-anak sukses dalam karir, pendidikan, dan rumah tangganya. Maka do’a sangat dibutuhkan oleh semuanya; suami, isteri dan anak-anak.
Terkadang para ayah mungkin jarang mendo’akan secara khusus isteri dan anak-anak, padahal ini salah satu kekuatan yang dahsyat dan mampu merubah takdir Allah swt. Juga para ibu mungkin jarang mendo’akan suami dan anak-anak secara khusus, padahal do’a seorang ibu sangat mujarab.
Semoga Allah ta’ala mudahkan kita, tidak putus harapan dan terus mengadu kepada-Nya setiap waktu. Karena sebagaimana disampaikan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Kita tidak pernah tahu kapan dan dalam keadaan seperti apa Allah ta’ala mengabulkan do’a-do’a kita.












