JIC – Baru-baru ini, Lucy Shah Mohamady, seorang muslimah etnis Maori di New Zealand sedang berjuang untuk membantu para tunawisma di Auckland. Dia merencanakan tempat perlindungan tunawisma di kota terbesar Selandia Baru tersebut.
“Saya telah melalui begitu banyak proses yang berbeda untuk memperbaiki diri dan sekarang waktunya saya untuk memberi bantuan kepada mereka, “ kata muslimah berusia 46 tahun tersebut kepada New Zealand Herald pada Selasa, (16/01/2018).
Dia membuat dan memberikan makanan ala rumahan kepada para tunawisma di jalanan Auckland selama enam bulan dengan kelompoknya Tunawisma No-More Aotearoa.
Mohamady sendiri adalah seorang mualaf yang mulai masuk Islam setelah menikahi suaminya ini mengatakan dulu saat masa anak-anak dia pernah mengalami penganiayaandan sempat tidak memiliki tempat tinggal. Karena itu, ia merasa terpanggil untuk membantu para tunawisma di kota tersebut.
“Saya merasa terhubung dengan mereka. Saya mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan dari melihat senyum di wajah mereka. Apalagi, saat cuaca buruk seperti saat ini, memberi mereka selimut atau makanan menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk saya,” tambahnya.
Selain aktif membantu tunawisma, Mohamady juga aktif menjadi relawan di Islamic Center. Mereka menawarkan bantuan kepada pengungsi dan tunawisma.
Untuk diketahui, Maori adalah penduduk asli Selandia Baru. Menurut sensus nasional 2013, ada sekitar 600.000 orang Maori di Selandia Baru, yang merupakan 15% populasi nasional. Mereka saat ini merupakan etnis terbesar kedua di Selandia Baru, setelah orang Eropa. Selain itu, ada lebih dari 140.000 Maori di negara tetangga Australia.
Berdasarkan sensus tahun 2013, 48,4% penduduk Maori adalah orang Kristen sedangkan 46,3% tidak mempercayai agama apapun. Sisanya mengikuti agama yang berbeda seperti Agama Maori Tradisional dan Islam. Jumlah Muslim Maori tumbuh pesat pada akhir abad ke-20 sampai 1.074 pada sensus 2006, ini sama dengan 0,19% populasi Maori.
Sumber : gomuslim.co.id
