KEMENAG LEPAS 20 DAI DAN DAIYAH KE ABU DHABI, PERKUAT DAKWAH MODERAT DI DUNIA INTERNASIONAL

0
141

JAKARTA, (islamic-center.or.id) Kementerian Agama terus memperluas peran Indonesia dalam diplomasi dakwah moderat di tingkat internasional. Kali ini, Kemenag melepas 20 peserta program Daurah Dai dan Daiyah Angkatan III yang akan mengikuti pelatihan dakwah internasional di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Program ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Agama dengan Otoritas Umum Urusan Islam, Wakaf, dan Zakat UEA (General Authority of Islamic Affairs, Awqaf, and Zakat), sebagai langkah penguatan kapasitas dai Indonesia agar mampu berkiprah di kancah global.

Plt. Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, melainkan kesempatan emas untuk membawa wajah Islam Indonesia ke dunia internasional.

“Pengalaman internasional itu manfaatnya luar biasa. Ia membuat kita semakin besar, semakin sadar bahwa kita adalah bagian dari keluarga dunia,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara Pembekalan dan Pelepasan Daurah Dai dan Daiyah ke Abu Dhabi di Jakarta, Minggu (9/11/2025) dilansir laman Kemenag.go.id.

Zayadi menambahkan, melalui pelatihan ini para peserta akan melakukan benchmarking terhadap praktik-praktik dakwah terbaik di UEA. “Selama ini kita hanya membaca kemajuan UEA. Sekarang saatnya kita belajar langsung, memahami nilai dan metode yang bisa diadaptasi untuk memperkuat dakwah Islam di Indonesia,” imbuhnya.

Ia menegaskan, para peserta membawa misi besar untuk memperkenalkan wajah Islam Indonesia yang ramah, santun, dan moderat.

“Ini bukan sekadar undangan mengikuti kegiatan, tapi tugas negara. Kita di sana membawa nama Indonesia, negara dengan populasi muslim terbesar di dunia yang mampu mengelola keberagaman secara damai dan demokratis,” jelasnya.

Zayadi juga menyinggung keberhasilan program pengiriman imam Indonesia ke UEA yang telah mendapat apresiasi tinggi. “Banyak masyarakat di Uni Emirat Arab yang kini ‘kesengsem’ dengan para imam asal Indonesia. Mereka dinilai sopan, rendah hati, dan penuh keteladanan. Itu menjadi bukti bahwa karakter Islam Indonesia sangat diapresiasi di luar negeri,” ujarnya.

Lebih jauh, ia berharap para peserta dapat menjadi bridging figure atau jembatan penguat hubungan keagamaan antara Indonesia dan UEA.

“Kalau kita bisa menunjukkan performa terbaik, kepercayaan akan tumbuh, dan kerja sama di bidang keagamaan akan semakin luas, termasuk rencana pembangunan Islamic Center di Indonesia,” katanya.

Zayadi menutup sambutannya dengan pesan agar peserta tidak hanya belajar, tetapi juga membawa misi diplomasi keagamaan. “Kenalkan kepada dunia tentang bagaimana Indonesia mengelola moderasi beragama, kerukunan umat, dan kebebasan beragama. Ini kesempatan untuk menunjukkan bahwa Indonesia layak menjadi kiblat Islam moderat dunia,” tandasnya.

Sementara itu, Kasubdit Kemitraan Umat Islam, Ali Sibromalisi, menjelaskan bahwa program ini diikuti oleh 20 peserta, terdiri atas 15 dai dan 5 daiyah dari kalangan penyuluh agama, akademisi, penghulu, dan pimpinan ormas Islam. Mereka akan berada di UEA hingga 22 November 2025.

“Program ini merupakan hasil kerja sama erat antara Kemenag RI dengan otoritas urusan wakaf dan zakat Uni Emirat Arab. Kita bersyukur, ini sudah angkatan ketiga dan terus mendapat sambutan baik dari kedua negara,” ungkapnya.

Menurut Ali, daurah ini juga menjadi bagian dari penguatan diplomasi keagamaan Indonesia. “Daurah ini memiliki nilai strategis: mempererat hubungan bilateral, memperkuat kepercayaan antar lembaga keagamaan, serta menegaskan posisi Indonesia dalam percakapan global tentang Islam moderat,” ujarnya.

Ia menegaskan pentingnya menjaga sikap selama di luar negeri. “Kita tidak hanya hadir sebagai peserta pelatihan, tapi juga sebagai representasi bangsa. Setiap perilaku, tutur kata, dan sikap mencerminkan citra Indonesia,” kata Ali.

Ali juga menilai keberlanjutan program ini sebagai bukti konsistensi pemerintah dalam membangun SDM keagamaan yang kompetitif di level global.

“Kami berharap, sepulang dari Abu Dhabi, para peserta bisa menularkan ilmu, membagikan pengalaman, dan menjadi motor penggerak dakwah moderat di daerahnya masing-masing,” ujarnya.

Ia menutup dengan harapan agar kerja sama ini terus berlanjut. “Semoga dari angkatan ketiga ini akan lahir dai dan daiyah yang mampu menjadi duta bangsa di dunia internasional, dan mudah-mudahan kerja sama ini terus berlanjut hingga ribuan angkatan ke depan,” pungkasnya.*

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

eighteen + seven =