66 RIBU JAMAAH HAJI TELAH DITERBANGKAN KE TANAH AIR

0
100
4-ribu-jamaah-telah-lunasi-biaya-haji-2024
Sejumlah jamaah calon haji berjalan menuju pesawat saat pemberangkatan kloter terakhir Embarkasi Boyolali di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (17/9). Menurut data Panitia Penyelanggara Ibadah Haji (PPIH), Embarkasi Boyolali telah memberangkatkan 26.482 jamaah calon haji yang terbagi dalam 75 kloter dari daerah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ke Tanah Suci Mekkah melalui Bandara Adi Soemarmo Boyolali. ANTARA FOTO/ Aloysius Jarot Nugroho/NZ/15.

JIC- Fase pemulangan jemaah haji, hingga tanggal 30 Juni 2024 pukul 21.00 WAS. Jemaah haji dan petugas yang telah diterbangkan ke Tanah Air berjumlah 66.611 orang tergabung dalam 169 kelompok terbang.

Jemaah haji Indonesia yang wafat berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) pukul 06.44 wib berjumlah 336 orang. Jemaah yang diberangkatkan dari Makkah ke Madinah berjumlah 1.525 orang tergabung dalam 4 kloter.

Dikutip dari laman kemkes.go.id, untuk memastikan kebersihan lingkungan dan kualitas makanan jemaah haji, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melalui tim Sanitasi dan Food Security Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) di tempat katering dan pemondokan.

“Tim ini berupaya mencegah penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Inspeksi yang dilaksanakan meliputi pengamatan dan pemeriksaan langsung terhadap berbagai aspek lingkungan, seperti standar suhu, kualitas udara, pencahayaan ruangan, kebersihan lingkungan, dan pengolahan limbah,” terang Widi di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.

“Tim Sanitasi dan Food Security memastikan ketersediaan air bersih, melakukan pengendalian vektor penyakit, dan mengelola limbah medis di lingkungan KKHI, pos kesehatan sektor, dan pos kesehatan satelit,” sambung Widi, Senin (1/7/2024).

IKL yang dilaksanakan, tutur Widi, berupa pengamatan dan pemeriksaan langsung terhadap aspek lingkungan katering dan pemondokan jemaah haji. Untuk menjamin keamanan makanan para jemaah sebelum dikonsumsi, dilakukan pemeriksaan sampel makanan secara organoleptik.

“Pemeriksaan ini meliputi pengujian rasa, bau, tekstur, dan warna makanan. Uji organoleptik ini bertujuan mendeteksi adanya risiko kerusakan makanan sedini mungkin, sehingga dapat dicegah sebelum dikonsumsi oleh jemaah haji,” tuturnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here