JIC, JAKARTA — Dunia politik dan hukum Indonesia saat ini sedang gaduh. Membuka aib lawan dalam dunia politik dianggap sebuah kewajaran. 
Publik figur pun tak malu lagi membuka kisah aibnya dengan menggelar konferensi pers terbuka. Padahal, membuka aib merupakan perbuatan yang dilarang keras dalam agama Islam.
Mantan Rektor Institut Ilmu Quran (IIQ), Prof Akhsin Sakho dalam Dialog Jumat Republika, mengatakan melihat keadaan sekarang ini penuh polusi. Bukan hanya polusi udara, melainkan banyak pula polusi berita.
Seperti, berita tentang pornoaksi, pornografi, dan polusi karena adanya berita bohong. “Ketiganya membuka aib orang lain dan itu termasuk polusi berita,” katanya.
Secara tegas Alquran dan hadis melarang keras umat Islam membuka keburukan di antara umat Islam lainnya. Diriwayatkan Bukhari, “Barang siapa menutup aib seorang Muslim maka Allah akan menutup aibnya,”.
Akhsin menyebut globalisasi yang kebablasan menjadi faktor biasanya orang saling mengungkap aib. Orang merasa bebas berbicara apa saja dan melakukan apa saja, baru diperhitungkan belakangan.
Untuk itu, perlu ada semacam penjelasan dari para ulama dan dai sampai di mana batasan ghibah itu perlu dilakukan. Dalam hukum fikih, ghibah boleh dilakukan apabila ada orang terzalimi oleh orang lain.
Pada zaman Rasulullah ada sorang istri mengadukan sikap suaminya yang pelit. Namun Rasulullah hanya diam karena apa yang disampaikan seorang istri itu merupakan ghibah. Di sisi lain mengungkapkan kepelitan suaminya itu termasuk hak seorang istri.
Akhirnya, Rasulullah kala itu menyarankan seorang istri tersebut untuk mengambil uang suaminya tanpa sepengetahuan suaminya, namun masih dalam batasan wajar. Kemudian, kata Nabi, ‘Ambilah uang suamimu untuk kamu dan anak-anakmu, tetapi dengan secara yang wajar’.
Dalam ayat Alquran, Allah tidak senang seorang Muslim memaparkan kejelekan orang lain. Setiap orang sudah tentu memiliki sedikit banyak kekurangan pada masa lalu. Ini karena fitrahnya tidak ada orang yang bersih dari aib. Untuk itu, ia menyarankan agar umat Islam menghindari prasangka buruk terhadap orang lain dan mencari-cari kesalahan orang lain.
Akhsin menyarankan jika mendengar kerabatnya berghibah, disarankan untuk menghindar atau mengalihkan pembicaraan ghibah tersebut.
Pimpinan Majelis Taklim Al Khairat, Habib Mahdi Alatas, mengatakan bahwa Allah SWT sudah jelas dalam Alquran melarang umat Islam berbuat ghibah. Ayat-ayat di dalam Alquraan yang melarang umat Islam berghibah ada pada surah an-Nur ayat 19, al-Hujurat ayat 12-13, dan al-Isra’ ayat 36.
“Perbuatan ghibah itu sudah jelas diancam dalam Alquran, ‘Apakah kalian akan memakan bangkai saudaramu, padahal bangkai itu adalah sesuatu hal yang kau benci’,” katanya belum lama ini..
Untuk itu, Habib Mahdi meminta setiap umat Islam berhenti membicarakan kejelekan-kejelekan orang lain dan segera bertobat kepada Allah.
Menurut Pimpinan Majelis Baitul Ikhlasan dan Zikir Maut, Ustaz Ahmad Faisal Reza, mengurai rasa keingin tahuan seorang manusialah yang mendorong orang tersebut berbuat ghibah. “Karena, sifat manusia itu selalu ingin tahu,” ujarnya.
Padahal, kata ustaz yang akrab disapa Aa Reza ini, Rasulullah telah menyampaikan agar umat Islam selalu menjaga lisannya. Karena, jika tidak bisa menjaga lisannya, orang tersebut akan celaka akibat perkataannya.
“Makanya, kata Rasulullah kalau tidak bisa berbicara banyak, lebih baik diam. Cuman kan kita ini rang yang suka ingin tahu urusan orang lain,” katanya.
Ghibah, menurut Ustaz Reza, jika menyangkut kejelekan orang lain meski benar adanya. “Kalau salah, menjadi fitnah. Kalau kabar baik untuk memotivasi orang beribadah, itu memang diajurkan. Sampaikanlah walau satu ayat,” ujarnya menyarankan.
Ustaz Reza menyarankan kita sebagai umat Islam mengingatkan agar saudara sesama Muslim tidak melakukan perbuat keji dengan membicarakan kejelekan orang lain.
“Kalau bisa, kita tidak ikut-ikutan, malah yang tadinya pendengar yang baik, jadi terbawa. Karena cerita ghibah itu akan merembet untuk menceritakan orang lain lagi,” katanya.
Selain saling mengingatkan, Reza juga menyarankan agar selalu mendoakan orang-orang yang suka berghibah. Karena, dampak berghibah itu tidak baik bagi dirinya sendiri dan orang lain.












