JIC, MALANG — Peserta Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV dianggap terbanyak sepanjang masa acara rutin ini di Indonesia. Seluruh mahasiswa dari Sabang sampai Merauke dapat mengikuti kegiatan akbar yang tidak memiliki sistem seleksi.
“Ini memang satu kegiatan kompetisi yang tidak melalui seleksi. Sistem yang tidak sama seperti lomba kemahasiswaan lainnya. Oleh karena itu, jumlah peserta kali ini dianggap terbesar sepanjang sejarah,” ujar Wakil Rektor Universitas Negeri Malang (Warek UM), Syamsul Hadi saat Konferensi Pers (Konpers) MTQMN XV di Gedung Rektorat Universitas Brawijaya (UB) Malang, Rabu (26/7).
Syamsul mengungkapkan, jumlah peserta MTQMN pada waktu lalu hanya diikuti oleh 184 Perguruan Tinggi (PT). Tahun ini, dapat mengumpulkan 251 PT dengan jumlah peserta sebanyak 2.447 orang. Jika digabung dengan official dan pendamping peserta akan ada 3.000 utusan yang akan berkumpul pada ajang itu. “Mereka akan siap mengubah suasana UB dan UM menjadi lebih Qurani,” kata Syamsul.
Syamsul berharap, kegiatan ini bisa mendapat dukungan dari banyak pihak, termasuk masyarakat Malang. Dengan kata lain, masyarakat Malang bisa membantu menyemarakkan kegiatan ini agar lebih baik. Terlebih lagi, beberapa kegiatan dukungan pada ajang ini memperbolehkan masyarakat umum untuk mengikutinya.
Berbeda dengan ajang MTQ Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV sebelumnya, kali ini penyelenggara mencoba menghadirkan sesuatu yang istimewa. Ketua Panitia Penyelenggara MTQMN XV, Ahmad Muwafik Saleh mengatakan, Universitas Brawijaya (UB) menargetkan rekor muri pada kegiatan dukungan khotmil Quran selama tujuh hari tujuh malam tanpa henti.
Menurut Muwafik, kegiatan ini nantinya akan diikuti 300 hafiz dan hafizah se-Malang Raya. Kemudian akan didukung oleh beberapa mahasiswa pecinta Alquran dan sejumlah siswa yang diundang, baik dari pondok pesantren dan sekolah umum. Secara keseluruhan akan ada 2.100 orang yang akan memeriahkan suasana Qurani tersebut.
“Dan kita memiliki dua sistem pada khotmil Quran ini,” kata Muwafik saat Konferensi Pers (Konpers) MTQMN XV di Gedung Rektorat UB Malang, Rabu (26/7).
Sistem pertama, yakni membaca Alquran dengan hafalan yang akan diikuti 300 para hafiz dan hafidzah se-Malang Raya. Jam mereka akan dibagi pembacaannya dengan sistem shift, baik pagi maupun malam. Konsep ini sudah dikoordinasikan pada pihak terkait sekitar dua sampai tiga bulan sebelumnya.
Sistem berikutnya, sekedar membaca Alquran yang akan diikuti oleh masyarakat umum, siswa, maupun mahasiswa. Pada penghujung acara, pihaknya akan mengundang para hafiz dan hafizah yang mengikuti kompetisi MTQMN XV untuk bergabung. “Bergabung bersama untuk memecahkan rekor muri,” kata dia.
Sumber ; republika.co.id












