
JIC – Rasulullah Muhammad SAW memiliki gelar sebagai ‘uswatun khasanah’. Kepribadian Rasulullah yang begitu mulia menjadi teladan bagi setiap Muslim. Teladan yang diajarkan Rasulullah tidak hanya sebatas pada persoalan ibadah. Hal itu mencakup juga pada hubungan antar manusia, terutama dalam membina rumah tangga. Dalam hal rumah tangga, Rasulullah ternyata memiliki sifat santun dan penyayang. Bahkan, Rasulullah tidak segan membantu istri-istrinya mengerjakan pekerjaan rumah tanpa harus diminta.
Setidaknya terdapat 10 cara Rasulullah yang bisa menjadi contoh bagi para suami dalam menjaga keharmonisan dengan istri. Berikut ini teladan Rasulullah tersebut:
BERPUASA KARENA TIDAK ADA MAKANAN
Pernah suatu pagi Rasulullah merasa sangat lapar. Tetapi, tidak ada satupun makanan yang bisa disantap untuk sarapan.
Rasulullah kemudian bertanya kepada Aisyah RA, “Belum ada sarapan ya Humairah?” (Humairah adalah panggilan sayang untuk ‘Aisyah yang berarti “Wahai yang kemerah-merahan” ). ‘Aisyah menjawab, “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.”
Tanpa wajah kesal, Rasulullah lantas berkata, “Jika begitu aku puasa saja hari ini.”
SEGERA PULANG USAI SALAT JAMAAH
Rasulullah selalu bersegera pergi ke masjid begitu mendengar Azan. Rasulullah selalu menjalankan salat berjamaah dengan para sahabatnya. Usai salat, Rasulullah segera pulang ke rumah.
TIDAK ENGGAN MENGERJAKAN URUSAN RUMAH TANGGA
Setiap kali pulang ke rumah, bila melihat istrinya memasak, Rasulullah tidak enggak membantu di dapur. Aisyah RA menceritakan, “Kalau Rasulullah berada di rumah, Rasulullah selalu membantu urusan rumah tangga.”
MENJAHIT PAKAIAN ROBEK SENDIRI
Rasulullah sosok yang tidak pernah mau merepotkan orang lain. Jika merasa pekerjaan bisa dilakukan sendiri, Rasulullah akan melakukan pekerjaan itu tanpa meminta bantuan.
Salah satunya, Rasulullah pernah melihat ada baju robek. Rasulullah tidak meminta istrinya untuk memperbaiki pakaian tersebut.
Tanpa malu, Rasulullah mengambil jarum dan benang kemudian menjahit bagian pakaian yang robek tersebut.
MARAH MELIHAT SUAMI MEMUKUL ISTRI
Meski terkenal penyabar, Rasulullah ternyata juga bisa marah. Tetapi, kemarahan itu disampaikan tetap dengan cara yang santun.
Salah satu penyebab Rasulullah marah adalah ketika ketika melihat ada seorang suami yang memukul istrinya. Kepada pria itu, Rasulullah menegur, “Mengapa engkau memukul isterimu?”
Pria itu menjawab dengan gemetar, “Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap begitu juga, jadi aku pukul dia.”
“Aku tidak menanyakan alasanmu,” sahut Rasulullah. “Aku menanyakan mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu dari anak-anakmu?”
BERSIKAP LEMAH LEMBUT TERHADAP ISTRI
Sebagai pemimpin, Rasulullah dikenal sangat tegas. Tetapi, Rasulullah ternyata juga bersikap lemah lembut, terutama kepada istrinya.
Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik, kasih dan lemah lembut terhadap isterinya.”
Meski lemah lembut, hal itu tidak mengurangi kewibawaan Rasulullah sebagai pemimpin.
JAUH DARI SIFAT SOMBONG
Rasulullah merupakan sosok yang mendapat derajat lebih tinggi dari Allah SWT. Tetapi, hal itu tidak membuat Rasulullah merasa sombong. Kecintaannya yang tinggi terhadap Allah SWT dan rasa kehambaan yang sudah melekat dalam diri Rasulullah SAW menolak sama sekali rasa kesombongan.
SELALU MENEMPATKAN DIRI SETARA DENGAN ORANG LAIN
Rasulullah telah mendapat anugerah kemuliaan dari Allah SWT. Hal itu membuat kedudukan Rasulullah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain.
Meski demikian, Rasulullah sama sekali tidak pernah menanggap dirinya lebih tinggi. Saat berhadapan dengan lawan bicaranya, termasuk pula istrinya, Rasulullah selalu menempatkan diri setara dengan orang itu.
RAJIN IBADAH MESKI SUDAH DIJAMIN MASUK SURGA
Allah SWT telah memberikan jaminan kepada Rasulullah. Seluruh pintu surga terbuka lebar-lebar khusus untuk Rasulullah.
Meski demikian, jaminan itu tidak pernah membuat Rasulullah terlena. Setiap malam, Rasulullah selalu mendirikan salat malam.
Rasulullah selalu menjalankan salat malam cukup lama hingga fisiknya tidak mampu. Pernah suatu malam Rasulullah terjatuh lantaran kakinya bengkak akibat terlalu lama berdiri.
BERIBADAH UNTUK BERSYUKUR
Rasulullah terkenal sebagai ahli dalam ibadah. Meski fisiknya sudah tidak mampu, Rasulullah tetap saja menjalankan salat malam.
Pernah suatu ketika Aisyah RA bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah engkau telah dijamin surga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?”
Dengan ringan Rasulullah menjawab, “Ya Aisyah, apakah aku tidak boleh menjadi hambaNya yang bersyukur?”
Sumber : dream.co.id











