KONFERENSI ALUMNI AL AZHAR BAHAS ISLAM MODERAT

0
256

JIC, MATARAM — Konferensi Internasional dan Multaqa IV Alumni Al Azhar untuk Indonesia di Kompleks Islamic Center NTB resmi dibuka pada Rabu (18/10). Ketua Alumni Al Azhar untuk Indonesia Profesor Quraish Shihab mengatakan, tema dalam konferensi yang diikuti ratusan alumni Al Azhar dari 15 negara adalah “Moderasi Islam: Dimensi dan Orientasi”.

“Jadi selama tidak moderat, maka itu tidak mencerminkan Islam,” ujar Quraish Shihab di Islamic Center NTB, Rabu (18/10).

Quraish Shihab menyebutkan, ajaran Islam jauh dari segala bentuk kekerasan, teror, dan ancaman. Islam yang moderat merupakan sebuah keniscayaan. Hal ini sudah dijalankan dengan baik di Indonesia.

Selain itu, konferensi ini juga akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan isu radikalisme yang kerap ditujukan kepada dunia Islam. Menurut Quraish Shihab, dampak dari ekstrimisme itu membuat sejumlah orang dengan mudahnya mengkafirkan orang lain. Kemudian, konferensi juga menyoroti tentang adanya fatwa-fatwa yang dianggap menyeleweng.

“Itu semua berkisar dengan tujuan kita yakni menciptakan moderasi sesuai ajaran Islam,” kata Quraish.

Profesor Quraish Shihab juga menyebut, NTB sebagai provinsi yang menjadi contoh yang tepat bagi penerapan Islam yang moderat. Sebab, menurutnya, meski mayoritas penduduk NTB adalah Islam, namun kerukunan umat Islam dengan umat nonmuslim berjalan harmonis.

“Apa yang kita dengar dan kita lihat (Islam di NTB) sangat baik,” ujar Quraish Shihab di sela-sela Konferensi Internasional dan Multaqa IV Alumni Al Azhar di Islamic Center NTB.

Quraish Shihab juga sepakat dengan pernyataan Wakil Ketua Ikatan Alumni Al Azhar Internasional Prof Dr Abdul Fadhil el Qoushi yang menyatakan Islam di NTB, terutama Lombok sebagai contoh yang terbaik. “Beliau harapkan contoh ini bisa dikemukakan di dunia untuk menampik segala tuduhan yang tidak benar terhadap Islam,” ujar Quraish Shihab.

Quraish Shihab berharap, umat Islam terus menjaga persatuan dan kesatuan dan bekerja sama dengan umat nonmuslim. Quraish Shihab juga menekankan kepada semua pihak untuk saling menghormati segala macam perbedaan pendapat. “Kita harapkan menghormati semua pendapat, selama pendapat itu bercirikan kedamaian,” ujarnya.

“Potret kehidupan umat Islam di NTB sebagai cerminan Islam di Indonesia yang penuh dengan moderasi dan toleransi serta mengedepankan nilai-nilai kebersamaan. Hal ini menjadi contoh terbaik bagi kehidupan beragama di dunia.” ujar Mantan Menteri Waqaf Mesir .

El Qoushi menilai, tatanan kehidupan umat Islam di Bumi Seribu Masjid ini dapat meluruskan persepsi tentang Islam yang selama ini disalahpahami oleh banyak kalangan. “Padahal, Islam yang selalu hidup rukun dan saling tolong-menolong dengan umat agama lain, seperti di NTB ini begitu dirindukan oleh umat-umat di dunia, bahkan di tanah Arab. Contoh di NTB ini, kami kehilangan di Arab,” ujar El-Qoushi saat pembukaan Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional IV Alumni Al Azhar di Ballroom Islamic Center NTB.

El-Qoushi menjelaskan, Islam bukanlah seperti yang banyak dituduhkan seperti potongan-potongan tubuh manusia yang terlempar akibat bom bunuh diri, saling membenci atau saling menjauhkan diri dengan umat lain. Namun, Islam itu adalah saling berkontribusi, saling membangun hidup, dan saling memberi kemanfaatan dalam kedamaian dengan suluruh umat beragama. Hal ini seperti yang dicontohkan Nabi Besar Muhammad SAW saat membangun Kota Madinah.

Kendati begitu, El-Qoushi mengaku, heran mengapa pola toleransi yang baik di Indonesia atau di NTB ini belum ditularkan di seluruh belahan dunia. Menurutnya, umat Islam di seluruh dunia merindukan kehidupan umat beragama yang damai dan penuh toleransi seperti di NTB.

“Saat ini yang dibutuhkan umat Islam itu bukanlah wacana atau apa yang tertulis di buku-buku atau di kertas-kertas. Namun yang paling dibutuhkan adalah pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari,” kata El-Qoushi.

Sumber ; republika.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

eleven − 4 =