
JIC – Festival Janadriyah atau Budaya dan Sejarah ke-32 digelar di Arab Saudi. kegiatan tahunan terbesar di sektor sejarah ini melalui Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi mengundang KBRI Riyadh/PTRI OKI untuk berpartisipasi mewakili Asia. Seperti dilansir dari publikasi Kemlu, Senin (19/02/2018), festival ini diadakan mulai tanggal 7 sampai 24 Februari 2018. Partisipasi Indonesia pada Festival Janadriyah ke-32 ini adalah untuk pertama kalinya sejak Festival ini diadakan tahun 1980-an. Undangan ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) Kerja Sama Kebudayaan antara Indonesia dan Arab Saudi yang ditandatangani pada saat Pelayan Dua Kota Suci Islam, Raja Salman Bin Abdul Aziz Al Saud melakukan kunjungan Mega Historis ke Indonesia pada Maret 2017.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi/Wakil Tetap RI untuk OKI, Agus Maftuh Abegebriel menyebut partisipasi Indonesia pada Festival ini adalah awal yang baik dari Kemitraan Saudi – Indonesia (Saunesia) dan pintu masuk untuk kerja sama lainnya di bidang kebudayaan antara dua negara besar di dunia Islam.
“Masih banyak potensi kerja sama di bidang kebudayaan yang menunggu untuk digali, terlebih dengan kebijakan keterbukaan Arab Saudi, antara lain dalam hal mengkampanyekan Islam yang damai, moderat dan terbuka,” ujar Agus.
Pernyataan itu disampaikan Dubes Agus di sela-sela pembukaan Festival yang dihadiri oleh Pelayan Dua Kota Suci, Raja Salman Bin Abdul Aziz di Riyadh, Arab Saudi. Dalam hal ini Indonesia diwakili KBRI Riyadh/PTRI OKI, menampilkan tarian tradisional, dan kuliner khas yang merupakan signature dish dari Tanah Air. Selain itu, dalam Festival Janadriyah ke-32 kali ini, RI menampilkan tema-tema harmonisasi keanekaragaman budaya Indonesia “Unity in Diversity” dan peran Islam sebagai pemersatu dari keanekaragaman budaya di Indonesia.
Tema pariwisata beserta paket-paket wisata ke Indonesia, khususnya wisata halal antara lain Lombok dan Sumatera serta produk-produk Indonesia yang telah go internasional seperti Indomie, Teh Sosro, Panser Anoa, Senjata PT. Pindad, Kapal Perang PT. PAL dan Pesawat Buatan PT. DI.
Meski Festival Janadriyah bertemakan sejarah dan budaya, namun transaksi ekonomi dan perdagangan yang dihasilkan selama waktu Festival bernilai lebih dari miliaran dolar AS. Secara umum, Festival Janadriyah menampilkan wajah utuh dari Kerajaan Arab Saudi mulai dari suku, provinsi sampai kementerian/instansi pemerintah.
Selain itu, negara-negara yang tergabung pada organisasi Dewan Kerja Sama Teluk, Gulf Cooperation Council (GCC) juga berpartisipasi disamping perusahaan-perusahaan lokal dan multinasional yang memiliki afiliasi di Arab Saudi seperti Aramco, Jarir, Boeing dan Siemens. Setiap tahunnya, Festival Janadriyah dikunjungi tidak kurang dari lima juta orang baik lokal maupun internasional.
Sumber : gomuslim.co.id












