MINIM LITERASI JADI TANTANGAN UTAMA PENGELOLAAN KEUANGAN SYARIAH NASIONAL

0
263

JIC – Guna mendukung pengembangan keuangan syariah, Moody’s Investor Service, penyedia jasa analisis keuangan global, mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang semakin serius mengeluarkan regulasi.

Sejak Juni 2017 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meluncurkan peta jalan keuangan syariah yang diikuti oleh pembentukan Komite Nasional untuk Keuangan Syariah (KNKS).

Dalam hal ini, Moody’s juga menyoroti rendahnya penetrasi perbankan syariah di Indonesia. Bersama dengan Turki, penetrasi perbankan syariah masuk kategori rendah yakni di bawah 10%. Padahal, pengenalan bank syariah di kedua negara tersebut sudah sekitar dua dekade.

Sementara itu, Indonesia dan Turki memiliki potensi yang amat besar, terutama di daerah perdesaan. Masyarakat di kawasan rural seringkali kesulitan mencari produk keuangan yang sesuai dengan prinsip etika dan moral mereka.

Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menilai meskipun pemerintah telah menerbitkan banyak regulasi untuk mendukung pengembangan keuangan syariah.

“Tantangan paling besar yang dihadapi oleh para pelaku industri ini adalah minimnya pengetahuan masyarakat mengenai keuangan syariah itu sendiri. Indeks literasi perbankan syariah nasional di bawah 10%,” ujar Abdullah.

Namun berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2016, indeks literasi bank syariah jauh di bawah indeks literasi perbankan umum yang sebesar 28,94%. Sementara itu, tingkat inklusi keuangan syariah tak kalah rendah, hanya 8%, sangat jauh jika dibandingkan indeks inklusi perbankan nasional yang sebesar 63%.

Di pihak lain, pendiri Karim Consulting Adiwarman Azwar Karim berpendapat bahwa hasil riset dari lembaga analisis seperti Moody’s dan S & P terlalu pesimistis.

Meski demikian, ia setuju jika peran pemerintah harus ditingkatkan terutama dalam hal harmonisasi kebijakan dari berbagai otoritas. Hal tersebut pula yang melatarbelakangi dibentuknya KNKS yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Dalam peluncuran biografi baru-baru ini, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma’ruf Amin mengutarakan keyakinannnya bahwa industri syariah Indonesia akan maju lebih cepat.

Optimismenya didasari oleh dukungan pemerintah yang nyata. Salah satu buktinya adalah pendirian Lembaga Keuangan Mikro di pesantren-pesantren dan pembentukan bank wakaf mikro.

“Kalau dulu membangun ekonomi dari atas dengan harapan berdampak ke bawah. Tapi sekarang harus dibalik, membangun dari bawah ke atas,” ujar Ma’aruf Amin.

Menurutnya, setelah beberapa tahun terakhir pelaku industri berbenah, tahun ini adalah waktu yang pas untuk tinggal landas.

Selain itu, Direktur Utama PT Bank Central Asia Syariah (BCA Syariah), John Kosasih juga mengatakan bahwa kondisi perbankan syariah Indonesia cukup baik. Menurutnya, dukungan regulasi baik untuk menopang industri.

“Pertumbuhan perbankan syariah sebenarnya lebih ditopang oleh kondisi ekonomi. Kalau pertumbuhan bank syariah selalu di atas konvensional,” pungkas John.

Sumber : gomuslim.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

eighteen + 4 =