
Ilustrasi.(ANTARA News/Arindra Meodia)
Bagaimana posisi Indonesia? Sejauhmana pemerintah telah melindungi kepentingan media nasional, konvensional maupun digital, dalam lanskap global yang berkecamuk itu? Apa saja langkah-langkah pemerintah dalam menjaga kedaulatan digital nasional? Berorientasi nasional bukan berarti menutup diri.
Terintegrasi dalam lanskap digital global adalah keniscayaan. Keberadaan google, apple, microsoft, facebook sulit untuk ditolak. Yang perlu dilakukan adalah bagaimana memanfaatkan integrasi tersebut tanpa terus-menerus menjadi obyek eksploitasi. Kita tidak menolak keberadaan kekuatan asing, tetapi mesti mengetahui betul kemungkinan eksploitasi dan manipulasi yang mereka lakukan dan mampu mengantisipasinya dengan penguasaan masalah yang menyeluruh, strategi yang jelas dan kemampuan bersikap tegas. “Sleeping with the enemy”. Demikian kira-kira rumusannya.
Keberhasilan memaksa google membayar pajak adalah sebuah langkah penting. Namun, revolusi digital bukan hanya melahirkan masalah pajak, tetapi juga kesenjangan ekonomi, iklim berusaha yang timpang, surveillance capitalism, keamanan dan lain-lain.
Kompleksitas masalah yang tidak mungkin dihadapi sendiri. Oleh karena itu, Indonesia harus lebih determinatif dalam forum-forum internasional yang berusaha mengoreksi globalisme unilateral seperti dibahas di atas. Indonesia adalah negara besar dalam hal jumlah pengguna internet dan potensi ekonomi digital, tetapi dengan peranan yang terkesan pinggiran di panggung tata kelola internet global.
sumber : antaranews.com












