FATWA ‘NYELENEH’ KATIMUN, DARI ISU KIAMAT HINGGA BELI PEDANG

0
157

JIC, PONOROGO–SEBANYAK 52 warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo, berbondong-bondong “hijrah” ke Malang karena isu kiamat yang disebarkan Katimun.

Menurut Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, Katimun merupakan warga Desa Watu Bonang yang baru pulang menimba ilmu lalu menyebarkan ajarannya.

Warga mempercayai ajaran Katimun – diklaim bernama Thoriqoh Musa – bahwa kiamat sebentar lagi terjadi. Tak hanya itu Katimun juga menyebarkan ‘fatwa-fatwa’ aneh yang meresahkan warga.

Seperti apa fatwa-fatwa Katimun yang dianggap meresahkan itu? Berikut beberapa di antaranya seperti dikutip dari Kompas.

1. Huru-hara di Ramadhan

Selain memberi informasi tentang kiamat, Katimun dan kelompoknya menyatakan pada Ramadan tahun ini akan ada huru-hara atau perang.

2.  Kiamat sudah dekat

Katimun menyampaikan fatwa kepada jamaahnya bahwa kiamat sudah sangat dekat. Namun itu hanya menimpa orang luar. Khusus bagi jamaah Katimun, tidak akan mengalami kiamat.

3.  Anak tidak boleh sekolah

Katimun mewanti-wanti kepada jamaahnya agar tidak membiarkan anak-anak mereka bersekolah.

Jika ada anggota keluarga yang tidak mau mengikuti ajaran Katimun, jamaah boleh mengkafirkan mereka, termasuk orangtua kandung sendiri.

4.  Membeli pedang

Agar selamat dari huru-hara, Katimun memfatwakan kepada jamaahnya untuk membeli pedang seharga Rp1 juta. Bagi yang tidak membeli pedang, mesti menyimpan senjata lain di rumah.

Para jamaah juga diminta berlindung di pondok naungan Katimun.

5.  Menjual rumah pindah ke Malang

Katimun menyampaikan kepada warga kiamat sudah dekat. Untuk itu jemaah diminta menjual aset-aset yang dimiliki untuk bekal di akhirat atau dibawa dan disebarkan di pondok. Hingga akhirnya warga memilih “hijrah” ke Malang.

6.  Kemarau panjang

Katimun meramalkan bakal terjadi kemarau panjang di Indonesia, terutama di Pulau jawa.

Kemarau panjang ini juga akan diikuti paceklik selama lima tahun dari periode 2019 hingga 2021.

7.  Mengibarkan bendera khusus

Untuk mengusir bala dan memberikan keselamatan selama musim huru-hara, Katimun meminta jamaahnya untuk memasang sebuah bendera khusus. []

 

SUMBER: ISLAMPOS.COM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here