Apakah perang di jagad maya berdampak pada elektoral?
JIC, JAKARTA–Direktur Bidang Media dan Komunikasi Tim Prabowo, Sandy Anthony Leong, menyebut makin banyak akar rumput yang teredukasi tentang calon pemimpin yang mereka jagokan Prabowo-Sandi di media sosial.
“Pilpres 2019 ini masyarakat makin dewasa,” katanya.
Sementara, Direktur Media Sosial Tim Kampanye Nasional dari calon presiden 02 Joko Widodo-Makruf Amin, Arya Sinulingga, menyebut kampanye media sosial telah membantu kerja tim kampanye, khususnya sebelum jadwal kampanye terbuka dalam rapat-rapat umum dan kampanye media masa.

“Kita mengejar 60-70% di sosial media, sebelum kampanye terbuka,” lanjutnya.
TKN mengaku tim memiliki sarana untuk mengukur tanggapan positif terhadap Jokowi.
“Kita juga mengukur kalau Jokowi bicara program, tanggapan positif atau negatif,” lanjutnya.
Namun Arya mengakui kini pengaruhnya makin menipis karena sudah mendekati angka kestabilan.
“Awal-awal kenaikan sangat tinggi, sekarang mendapat kenaikan 1% beratnya bukan main,” lanjutnya. Arya mencotohkan kampanye media sosial dengam #Jokowi mencintaAceh misalnya, paling banter menaikkan 0,1 persen.
‘Narasi yang dikembangkan tak mengubah pilihan orang’
Peneliti Lembaga SMRC Saidiman Ahmad berpendapat peran buzzer tidak terlalu besar mendulang suara.
“Buzzer paling banyak di Twitter, penggunanya 5% dari populasi, jadi ya scope-nya hanya di 5% itu,” katanya.
Media sosial lain seperti Whatsap dan Facebook juga diyakini Saidiman tidak banyak berpengaruh.

Katanya, yang menjadi follower para buzzer dan memperbincangkan isu serta percaya pada isu adalah para pendukung.
Artinya, narasi yang dimainkan tidak mengubah pilihan orang. Para buzzer bergerak di ruang terbatas. “Mereka berbicara di kalangan audiens-nya sendiri.”
Saidiman mencontohkan bukti partai yang paling riuh di twitter dan media sosial lain, seperti PSI dan PKS, tapi berdasarkan hasil survei di lapangan suaranya rendah.
Di Pilpres, kampanye media sosial kelompok 02 lebih riuh, namun dalam survei hasilnya kubu 01 lebih unggul.
“Ada pengaruh tapi tidak sebesar yang dibayangkan orang,” kata Saidiman Ahmad.
sumber : bbcindonesia.com