“Karena dari 34 provinsi baru DKI yang memenuhi standar jumlah spesimen warga yang ditentukan oleh WHO 1:1.000. Hasilnya, semua Rumah sakit penuh pasien Covid. Bagaimana dengan provinsi lain?” kata Kamrussamad dalam keterangan resminya, Kamis (10/9).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tudingan Airlangga tersebut mencerminkan pemerintah masih melihat ekonomi lebih penting daripada keselamatan rakyat.
Kamrussamad menilai pemerintah takut menerapkan kebijakan lockdown wilayah saat virus corona mulai ditemukan di Indonesia pada Maret lalu.
Menurut Kamrussamad, pemerintah bahkan masih ketakutan memperpanjang pelaksanaan PSBB karena khawatir ekonomi Indonesia rontok terlalu jauh.
Kamrussamad lantas menegaskan kondisi IHSG yang fluktuatif dalam pandemi Covid-19 saat ini merupakan hal biasa. Ia kemudian menyinggung bahwa pemerintah sendiri sempat mengatakan bahwa Indonesia dalam situasi yang di luar kebiasaan.
“Artinya, sewaktu-waktu bisa terjadi turbulensi ekonomi nasional, apalagi pasar modal seperti IHSG,” kata dia.
Ia melontarkan pernyataan ini untuk merespons Airlangga yang menuding pengumuman Anies untuk menerapkan PSBB total membuat indeks yang baru menunjukkan geliatnya beberapa bulan terakhir dan sempat bertengger di posisi 5.000, anjlok ke level 4.900-an.
Meski penerapan PSBB sulit dihindari demi mencegah lonjakan angka positif Covid-19 di ibu kota, Airlangga tak menyangkal dampak langsung dari pengumuman itu terhadap pasar keuangan.
(rzr/has)
Sumber : cnnindonesia.com