KONFLIK PALESTINA-ISRAEL BERLANJUT DENGAN ‘PERANG NARASI’ DI MEDIA SOSIAL INDONESIA: JANGAN SAMPAI JADI PERSOALAN BESAR (1)

0
380
Seorang warga mengikuti unjuk rasa untuk mendukung Palestina di Surabaya, Jawa Timur, Senin (17/05). JUNI KRISWANTO/AFP

Kembali memanasnya konflik Israel dan Palestina selama sepekan terakhir ternyata berlanjut dengan “perang narasi” di media sosial Indonesia.

JIC,– Banyak netizen yang mengecam Israel dan mendukung Palestina, namun ada pula yang membela Israel sambil menuding kelompok Hamas sebagai pemicu gejolak.

Kendati perang narasi di dunia maya itu dipandang wajar, pengamat Timur Tengah, Trias Kuncahyono, mengingatkan agar semua postingan itu harus disampaikan secara dingin dan melihatnya secara rasional.

“Harus seperti itu, kalau tidak akan menimbulkan persoalan yang besar, karena orang tidak tahu persis apa yang sesungguhnya terjadi, kemudian melebarkan pendapat, kemudian bisa memprovokasi orang, maka bisa menjadi persoalan besar,” ujarnya kepada BBC News Indonesia, Senin (17/05)

 

Sementara hasil riset dari Indonesia Indicator selama 7 hingga 15 Mei lalu menyimpulkan “masyarakat Indonesia merasa memiliki kedekatan dengan Palestina.”

Pro-kontra warganet Indonesia

Perang narasi terkait konflik Israel – Palestina yang melibatkan warganet Indonesia terlihat jelas di beberapa akun media sosial.

Pro-kontra itu juga sering terlihat dalam komentar-komentar netizen atas berita-berita seputar konflik Israel-Palestina yang dimuat BBC Indonesia dalam akunnya di medsos.

Dari warganet biasa, aktivis, hingga politisi terlibat dalam pro-kontra itu. Mereka aktif mengunggah narasi pro ataupun kontra terkait konflik di Timur Tengah dengan beragam sudut pandang, mulai dari siapa yang patut bertanggungjawab hingga dukungan pandangan soal sikap Indonesia menghadapi krisis itu.

Hidayat Nur Wahid, contohnya. Politisi senior PKS itu aktif setiap hari mengirimkan pandangan pribadi maupun meneruskan link berita yang mengecam aksi Israel atas Palestina.

Hentikan Twitter pesan, 1

Lompati Twitter pesan, 1

Menurut Hidayat, Konflik Israel-Palestina yang terjadi belakangan menunjukkan bahwa Israel merasa “sangat kuat” dan “bisa melakukan apa saja” dengan mengabaikan keputusan lembaga-lembaga internasional.

Dia menilai kekerasan di wilayah itu diawali apa yang disebutnya “provokasi” Israel, melalui “penjarahan” rumah-rumah milik warga Palestina oleh warga Yahudi di kawasan timur Yerusalem.

“Dari situ, mereka melakukan pengepungan masjid Al-Aqsa, melakukan pelemparan granat kejut dan gas air mata,” kata Hidayat kepada BBC Indonesia, Senin .

Menurutnya, apa yang terjadi di sekitar komplesk masjid Al-Aqsa itu didengar oleh “umat Islam di Gaza” yang kemudian melakukan “pembelaan”.

“Dan Israel kemudian terkaget-kaget,” ujar Wakil Ketua MPR itu.

Israel, Palestina

SUMBER GAMBAR,AFP VIA GETTY IMAGES

Keterangan gambar : Tembakan roket Hamas disambut rudal pencegah Kubah Besi Israel di langit Kota Beit Lahia di sebelah utara Jalur Gaza 14 Mei 2021

Hidayat memberikan contoh apa yang disebutnya sebagai “perlawanan keras” kelompok Hamas dengan meluncurkan rudal ke wilayah Israel. “Perlawanan kemudian bergulir di berbagai negara.”

Dia mengharapkan perlawanan ini nantinya dapat menjadi koreksi mendasar terhadap Israel, sekaligus menjadi masukan buat DK PBB dan OKI untuk penyelesaian secara damai di wilayah itu.

“Dengan solusi two states solution, sekaranglah waktu yang tepat agar Israel tidak melakukan kejahatannya dan memberikan kemerdekaan bagi Palestina,” kata Hidayat.

Sumber : bbcindonesia.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

15 − 12 =