MENGENAL DEPRESI, APA GEJALA DAN PERBEDAANNYA DENGAN KESEDIHAN? (2)

0
199

JIC, —

Perbedaan depresi dengan kesedihan atau kehilangan 

Kematian orang yang disayangi, kehilangan pekerjaan, atau berakhirnya suatu hubungan merupakan pengalaman yang sulit untuk dilalui. Suatu kondisi yang normal jika seseorang mengalami kesedihan atas peristiwa yang menimpanya. Beberapa orang akan melabeli dirinya sedang mengalami depresi atas kesedihan yang sangat yang dia alami. Padahal depresi tidak sama dengan kesedihan yang mendalam, walaupun keduanya menunjukkan perasaan kesedihan yang mendalam.

 

Pada kesedihan, rasa sakitnya datang beriringan dengan kenangan baik yang dialami sebelumnya. Sedangkan pada depresi, tidak ada kenangan baik yang muncul bersamaan dengan rasa sakit yang dirasakan. Kondisi ini berlangsung hingga dua minggu atau lebih.

Perbedaan lainnya, pada kesedihan, harga diri seseorang tetap terjaga. Sedangkan pada penderita depresi, mereka seringkali merasa tidak berharga dan terus menyalahkan dirinya sendiri. Selain itu, pada kesedihan, biasanya seseorang yang merasa kehilangan berpikir untuk ikut ‘mati’ bersama orang yang meninggalkannya.

Namun, pada penderita depresi, mereka fokus untuk mengakhiri hidup sendiri karena merasa tidak ada artinya dan tidak layak untuk hidup atau karena merasa tidak mampu menahan sakitnya depresi. Walau keduanya berbeda, namun kesedihan yang mendalam juga bisa menjadi pemicu depresi.

Jika depresi terjadi akibat kesedihan, biasanya depresi akan berlangsung lebih lama dan parah.

Faktor resiko

Beberapa faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya depresi antara lain genetik, kepribadian, dan faktor lingkungan.

Faktor genetik telah dijelaskan sebelumnya. Seseorang yang memiliki kepribadian rendah diri dan pesimis lebih cenderung mudah terkena stress dan depresi.

Faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi seseorang. Lingkungan yang terus menerus ‘menyerang’ secara fisik dan psikis, perasaan diabaikan, dan kemiskinan adalah beberapa faktor yang bisa memicu depresi.

Perawatan

Depresi merupakan penyakit mental yang paling bisa disembuhkan. Sebanyak 80 hingga 90 persen orang dengan depresi yang datang berobat dinyatakan sembuh dan merasakan gejala yang dialami berkurang. Depresi bisa dirawat dengan bertemu dengan psikolog. Namun, jika sudah parah dan membutuhkan obat-obatan, maka pasien perlu dirawat oleh psikiater atau dokter spesialis kejiwaan.

Psikiater biasanya akan merekomendasikan pasien untuk meminum obat antidepresan. Obat ini biasanya akan mulai terlihat efeknya setelah beberapa minggu. Namun, untuk benar-benar sembuh biasanya obat perlu dikonsumsi hingga beberapa bulan.

Jika obat-obatan tidak memberi efek yang baik pada pasien depresi, salah satu pilihan terapi lainnya adalah electroconvulsive therapy (ECT). Ini adalah perawatan dengan memberikan stimulan elektrik pada otak pasien di bawah anastesi. Sekarang Anda sudah mengerti apa itu depresi dan bagaimana gejalanya. Jika ada orang di sekitar Anda yang menunjukkan gejalanya, segera ditolong, ya.

Sumber : Kompas.com,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

one × 3 =