
JIC – Mengunjungi kota suci Madinah, Arab Saudi membawa kedamaian dan berkah di hati seorang Muslim. Saat berkunjung ke sana, satu tempat yang paling penting dikunjungi adalah Masjid Nabawi di mana terdapat makam Nabi Muhammad SAW.
Sangat dianjurkan bagi orang yang mengunjungi Madinah berdoa di masjid Nabi, mengunjungi makamnya dan mengirim salam kepadanya. Beberapa amalan juga dianjurkan untuk dilakukan saat berkunjung ke makam Nabi. Dikutip dari Republika.co.id, beberapa amalan dijelaskan oleh Syekh Ibn ‘Utsaimin dalam Manaasik al-Hajj wa’l-‘Umrah, seperti dilansir dari About Islam sebagai berikut.
Mengucap salam
Seorang yang berziarah ke makam Nabi harus berdiri di depan makam Nabi dan berkata, “Assalaamu ‘alayka ayyuhanabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh (Salam bagimu, wahai Nabi, dan rahmat dan berkah Allah).”
Jika dia ingin menambahkan kalimat baik lain maka tidak mengapa, seperti mengatakan:
“Assalaamu ‘alayka ya khaliillulaah wa amiinahu ‘ala wahyihi wa khiirotahu min kholqihi, asyhadu annaka qad ballaghta arrisaalah wa addayta al-amaanah wa nasahta al-ummah wa jaahadta fillah,”
Artinya: Assalamu’alaikum wahai sahabat dekat Allah, yang dengannya Dia menitipkan wahyu-Nya dan yang Dia pilih dari antara makhluk-Nya. Saya bersaksi bahwa Anda menyampaikan pesan, memenuhi amanah, dengan tulus menasihati umat dan berjuang dengan sekuat tenaga karena Allah).
Tetapi jika dia membatasi dirinya pada salam pertama, itu baik. Ibn ‘Umar biasa mengatakan: “Assalaamu ‘alayka ya Rasulallah, assalaamu ‘alayka ya Aba Bakr, assalaamu ‘alayka ya abati (Wahai ayahku),” lalu dia akan pergi.
Mengucap salam ke Abu Bakar RA
Setelah mengucap salam ke Nabi, dia harus mengambil satu langkah ke kanan sehingga dia berada di depan makam Abu Bakar RA dan berkata, “Assalaamu ‘alayka ya Aba Bakr, assalaamu ‘alayka ya khaliifatirosulillaah fi ummatihi, radiyallahu ‘anka wa jazaaka ‘an ummati Muhammadin khayran.”
Artinya: Damai sejahtera bagimu, hai Abu Bakar, damai atasmu wahai penerus Rasulullah di umatnya, semoga Allah meridhaimu dan membalasmu dengan kebaikan atas nama Muhammad.”
Mengucap salam ke Umar RA
Setelah mengucap salam ke Abu Bakar, kemudian dia harus mengambil satu langkah ke kanan sehingga dia berada di depan makam ‘Umar RA dan berkata, “Assalaamu ‘alayka ya ‘Umar, assalaamu ‘alayka ya amiirulmu’miniin, radiyallahu ‘anka wa jazaaka ‘an ummati Muhammadin khayran,”
Artinya: Assalamu’alaikum wahai ‘Umar, wahai pemimpin orang-orang beriman, semoga Allah meridhoimu dan membalasmu dengan kebaikan atas umat Muhammad SAW,”
Apa yang Harus Dihindari?
Saat memasuki Masjid Nabawi, seseorang harus dalam keadaan tenang dan khusyuk. Salah satu dari banyak kesalahan yang dilakukan di makam Nabi SAW adalah meninggikan suara dan meminta darinya agar kebutuhan seseorang terpenuhi.
Seseorang harus mengirim salam kepada Nabi dan kedua sahabatnya dengan etika yang tepat dan dengan suara rendah. Nabi Muhammad bersabda: “Jangan jadikan rumahmu kuburan, dan jangan jadikan kuburanku tempat pesta. Tapi berdoalah untukku karena berkahmu sampai padaku di mana pun kamu berada.” (HR. Abu Daud).
Raudhah adalah suatu tempat di dalam Masjid Nabawi yang letaknya ditandai dengan tiang-tiang putih, berada diantara Rumah Nabi (sekarang Makam Rasulullah SAW) sampai mimbar. Adapun luas Raudhah dari arah timur ke barat sepanjang 22 meter dan dari utara ke selatan dua meter. Raudhah adalah tempat yang mustajab untuk berdoa.
Nabi Muhammad SAW memberi nama tempat tersebut Raudhatul Jannah atau Taman Surga. Semula lokasi Raudhah berada di luar Masjid Nabawi atau tepatnya di antara rumah Nabi dan mighrab di masjid. Namun seiring perluasan Masjid Nabawi yang telah dilakukan beberapa kali, lokasi itu saat ini berada di dalam masjid.
Dahulu, Nabi Muhammad sering duduk untuk membacakan wahyu dan mengajarkannya kepada sahabatnya di Raudhah. Nabi pernah bersabda, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
ما بين بيتي ومنير روضة من رياض الجنة
“Apa yang berada antara rumahku dan mimbarku merupakan taman dari taman-taman surga”, (hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim).
Sedangkan kamar yang dimaksud sekarang menjadi makam Nabi, sesuai wasiatnya yang mengatakan, “Tidak dikuburkan seorang Nabi, kecuali di tempat dia meninggal.”
Berdasarkan hadits itulah kebanyakan umat Islam berusaha untuk bisa berada di Raudhah. Jamaah berupaya melaksanakan shalat di tempat itu. Mereka berharap dengan bisa berada di salah satu taman surga tersebut nantinya akan dimasukkan sebagai ahli surga.
Selanjutnya, mereka akan berziarah ke makam Nabi dan dua sahabat yang dimakamkan di sebelahnya: Abu Bakar Asshidiq dan Umar bin al-Khattab.
Sumber : republika.co.id











