JIC– Memasuki awal bulan Dzulhijjah, Wakil Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ), Dr. KH. Didi Supandi, Lc, MA mengingatkan kepada seluruh Umat Muslim untuk memaknai lebih dalam dan menelisik hikmah dibaliknya.
Ditemui dalam acara pelatihan penyembelihan hewan qurban di Jakarta Islamic Centre, Selasa (20/6), Kyai Didi menceritakan kisah zaman dahulu ketika hari raya Idul Adha berlangsung.
“Dulu kala, banyak orang kekurangan makanan yang baik & bergizi. Bahkan Sayyidina Umar saja sampai kering bibirnya saat musim panceklik tiba. Tidak bisa makan daging atau makanan berlemak lainnya dalam masa krisis pangan kala itu,” ujarnya.
Masyarakat Arab, lanjut Kiai Didi pada jaman dahulu sangat bergembira ketika ada kabar kelahiran seorang anak, sebab di sanalah mereka bisa menikmati hidangan daging unta, kambing, maupun domba karena ada pesta yang istimewa. Kiai Didi menegaskan hikmah dari peristiwa tersebut adalah seluruh Umat Muslim ialah saudara seiman sehingga menikmati sajian hidangan daging bersama-sama tanpa memandang strata sosial.
“Dalam memaknai rasa syukur itulah hikmahnya bisa bersama-sama memakan daging tidak hanya bagi kalangan atas saja. Namun dalam Idul Adha setiap orang berhak menikmati hidangan daging tersebut,” tambah Kiai Didi.
Lebih lanjut Kiai Didi Mengutip QS Al Maidah ayat 168 yang artinya, “Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.”
“Allah SWT menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini tidak ada yang sia-sia,” terangnya.
“Yang menjadi penyakit bagi manusia itu sendiri adalah berlebihan. Terutama ketika konsumsi makanan daging-dagingan,” ujarnya.
“Islam menganjurkan untuk makanlah makanan sewajarnya dengan secukupnya agar tidak menjadi penyakit jika berlebihan mengkonsumsinya. Semua baik. Asalkan sesuai dengan porsinya.” Tutupnya. (IR/ZS)
