KEMENAG FOKUS CETAK DAI BERWAWASAN GLOBAL LEWAT PROGRAM DAURAH INTERNASIONAL

0
95

Jakarta, (islamic-center.or.id)–Kementerian Agama (Kemenag) terus memperkuat kapasitas sumber daya manusia di bidang dakwah dengan memperluas jangkauan pelatihan bertaraf internasional. Melalui program Daurah Dai dan Daiyah Angkatan III di Abu Dhabi, Kemenag berkomitmen mencetak para dai berwawasan global yang mampu membawa pesan Islam moderat di kancah dunia.

Plt. Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi menyebut, Daurah Internasional ini merupakan bagian dari upaya strategis memperkuat diplomasi keagamaan dan memperluas jejaring dakwah lintas negara. “Kita tidak hanya mengirim peserta untuk belajar, tapi juga untuk memperkenalkan wajah Islam Indonesia yang ramah, inklusif, dan menghargai kemanusiaan,” ujarnya saat memberi sambutan pada Pembekalan dan Pelepasan Daurah Dai dan Daiyah ke Abu Dhabi di Jakarta, Minggu (9/11/2025).

Menurut Zayadi, para peserta akan mendapatkan pengalaman langsung dari praktik keagamaan di Uni Emirat Arab (UEA) dan berdialog dengan lembaga keagamaan setempat. “Pengalaman internasional adalah proses belajar sekaligus refleksi. Dari sana, para da’i dapat melakukan benchmarking terhadap sistem penguatan keagamaan yang bisa diadaptasi di Indonesia,” jelasnya.

Zayadi menekankan bahwa kegiatan ini juga mempertegas posisi Indonesia sebagai contoh keberhasilan negara Muslim yang demokratis dan damai. “Indonesia telah menunjukkan bahwa Islam dan demokrasi bisa berjalan seiring. Itu menjadi kekuatan yang kini mulai diakui dunia. Melalui program seperti ini, kita terus menyuarakan moderasi dan kerukunan sebagai nilai universal Islam,” tuturnya.

Sementara itu, Kasubdit Kemitraan Umat Islam Ali Sibromalisi menjelaskan, pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Agama RI dan Otoritas Umum Urusan Islam, Wakaf, dan Zakat Uni Emirat Arab. “Kerja sama ini sudah berjalan sejak 2023, dan kini memasuki angkatan ketiga. Ini bentuk nyata kepercayaan dan keberlanjutan hubungan baik antar dua negara,” ujarnya.

Ali menuturkan, Daurah Internasional ini diikuti 20 peserta, terdiri atas 15 dai dan 5 daiyah dari berbagai latar belakang, seperti penyuluh agama, akademisi, penghulu, hingga aktivis ormas Islam. “Mereka akan mengikuti pelatihan selama dua pekan, dari 8 hingga 22 November 2025, dengan seluruh pembiayaan ditanggung oleh pihak UEA,” terang Ali.

Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya berorientasi pada peningkatan ilmu dakwah, tapi juga membangun jejaring kerja sama antar-lembaga keagamaan dunia Islam. “Ada nilai strategis di dalamnya: memperkuat diplomasi keagamaan, memperluas kepercayaan, sekaligus membuka ruang kolaborasi untuk pengembangan Islam yang sejuk dan berkemajuan,” katanya.

Ali juga berpesan agar seluruh peserta menjaga integritas selama di luar negeri. “Setiap langkah dan tutur kata Anda membawa nama Indonesia. Jadilah duta bangsa yang santun, moderat, dan beretika. Itulah karakter Islam Indonesia yang kini diakui dunia,” imbuhnya.

Analis Kebijakan Ahli Muda pada Subdit Kemitraan Umat Islam, Zaini Anton Riyadi, menambahkan bahwa Daurah ini disusun dengan kurikulum terpadu antara penguatan wawasan keagamaan dan kapasitas komunikasi lintas budaya. “Peserta tidak hanya dibekali materi keislaman, tetapi juga kemampuan berdialog dengan masyarakat internasional. Jadi, mereka belajar memahami konteks global dakwah,” jelasnya.

Secara teknis, kata Anton, pelatihan akan berlangsung di sejumlah lembaga keagamaan di Abu Dhabi, termasuk General Authority of Islamic Affairs and Endowments. “Selain sesi kelas, peserta juga akan melakukan kunjungan lapangan, termasuk ke Abrahamic Family House dan beberapa masjid besar untuk memahami model keberagamaan di UEA,” ungkapnya.

Ia menambahkan, setiap peserta diwajibkan menyusun laporan dan rekomendasi pasca-pelatihan. “Hasil dari Daurah ini akan dibukukan dan menjadi bahan evaluasi untuk penguatan program dakwah nasional,” ujarnya.

Anton berharap, kegiatan ini menjadi fondasi untuk mencetak generasi da’i yang mampu berbicara dengan bahasa dunia. “Dakwah hari ini harus kontekstual dan lintas batas. Kita ingin para da’i Indonesia tidak hanya berperan di tingkat lokal, tetapi juga di ruang global, membawa nilai Islam rahmatan lil ‘alamin,” pungkasnya.*

Sumber: Bimas Islam

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

19 − fifteen =