DIRUT LPDB : KOPERASI SYARIAH MAMPU BERSAING DENGAN KSP KONVENSIONAL

0
336

JIC, Solo — Perkembangan bisnis syariah di sejumlah daerah Tanah Air cukup pesat. Salah satunya di daerah Solo Jawa Tengah. Di sana, laju perkembangan koperasi syariah telah mampu bersaing dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) konvensional.

Menurut Direktur Utama LPDB-KUMKM, Braman Setyo, dari sisi kuantitas, bisnis syariah memang lebih kecil disbanding konvensional. Namun, jika dilihat dari segi kualitas, justru lebih unggul bisnis syariah.

“Kalau kita lihat per provinsi saja, ini sangat unggulan di Indonesia pengembangan bisnis syariah di Indonesia. Memang dari sisi kualitas masih sangat kecil dibanding konvensional, KSP Konvensional kurang lebih 11 ribuan, syariah di bawah tiga ribu. Tapi dari sisi kualitas, lebih unggul dari koperasi konvensional,” ujarnya, Selasa (26/9/2017).

Lebih lanjut, Braman menuturkan agar bisnis koperasi syariah dan koperasi konvensional terus berkembang, maka harus mengikuti perkembangan zaman yang mana saat ini memasuki era teknologi informasi atau fintech. Saat ini, semua telah menggunakan teknologi sebagai penunjang kemudahan.

Contohnya, Bank Mandiri, BTN, BNI sudah berkolaborasi menjadi satu ATM, sehingga menjadi lebih efisien. “Jadi itu hanya sebagai contoh. Oleh karena itu sesuai harapan Pak Menteri (AAGN Puspayoga), harus ada reformasi koperasi. Kalau kita tidak kritis seperti itu akan ketinggalan,” tuturnya.

Selain itu, tambah dia, bisnis koperasi syariah maupun koperasi konvensional khususnya di Jateng juga harus menangkap peluang usaha baik di perbankan, asuransi dan investasi senilai 40,6 juta dolar AS atau setara kurang lebih Rp 527 triliun.

“Potensi Rp 527 triliun berdasarkan data Bank Indonesia. Kalau kita lihat dari Jawa Tengah, dari rangking kualitas, bersaing dengan Jawa Timur, keduanya saling salip-menyalip, satu, dua. Jadi koperasi di Jawa Tengah tidak kalah penting selalu unggul di atas koperasi konvesional,” tambahnya.

Seperti diketahui, alokasi penyaluran dana LPDB-KUMKM tahun 2017 mencapai Rp 1,5 triliun, akan dioptimalkan penyalurannya kepada koperasi sebesar 40 persen atau Rp 600 miliar serta bagi UKM baik langsung maupun melalui lembaga perantara sebesar Rp 900 persen atau 60 persen. Dari alokasi tersebut, sebesar Rp 450 miliar dialokasikan untuk pola syariah.

Sekedar informasi, sejak tahun 2008 sampai 2017 LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp 8,49 triliun kepada 1.014.078 UMKM melalui 4.300 mitra yang terdiri dari para pelaku koperasi dan UKM di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak Rp. 1,4 triliun disalurkan dengan pola syariah.

Menyoal Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD), lanjut Braman, sangat membantu sekali dalam penyaluran LPDB-KUMKM. Saat ini, baru 19 BLUD  yang sudah beroperasi, 5 BLUD di tingkat provinsi, dan sisanya di Kabupaten/Kota. “Jadi dengan BLUD menjadi kepanjangan tangan dalam penyaluran LDPB-KUMKM,” ungkapnya.

Kepala Dinas Koperasi Jateng Ema Rahmawati mengatakan saat ini ada 515 koperasi syariah di Provinsi Jawa Tengah. 191 Rajin melakukan RAT berurut-turut, sementara 324 koperasi syariah tidak melakukan RAT tiga tahun berurut-turut. Hal ini akan dilakukan tindakan tegas dari penutupan.

“Kalau tiga tahun tidak melakukan RAT akan kita hentikan,” tegasnya. Ema juga mendorong koperasi syariah yang ada di Jateng untuk segera melakukan pendidikan tentang perkoperasian. Hal ini agar koperasi di Jateng terus berkembang sesuai dengan prinsip koperasi.

“Selain itu, kami juga akan menjalin kerja sama dengan Satpol PP. Karena kalau tidak begini bapak-bapak akan suka-suka. Ini sesuai dengan UU No. 25 Tahun 92 tentang perkoperasian. Kami ingin membesarkan koperasi di sektor riil,” tandasnya.

Sumber ; gomuslim.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

18 − 14 =