DISHARMONI SUAMI DAN ISTERI

0
329

Serial Keluarga Sakinah (Edisi Keenam)

Oleh:

Arief Rahman Hakim, S.Sos. M.Ag || Kasubdiv Pendidikan dan Pelatihan PPIJ 

 

DI ANTARA penyebab kenakalan anak-anak menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalam Tarbiyatul Aulad fil Islam (Pendidikan Anak dalam Islam) adalah disharmoni hubungan suami dan isteri. Fenomena terakhir terjadi hampir tiga pekan yang lalu ketika terjadi ledakan di salah satu sekolah menengah atas di Jakarta, pelaku yang juga siswa di sekolah tersebut ternyata ayah dan ibunya sudah bercerai.

 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren perceraian terus naik sejak 2019 hingga 2022, sedangkan angka pernikahan justru menurun. Mengutip informasi Aji Sofanudin, Kepala PRAK-BRIN, bahwa berdasarkan data BPS 2024 yang mencatat sekitar 408.347 kasus perceraian, 78% di antaranya diajukan oleh pihak istri. Salah satu contohnya adalah meningkatnya kasus perceraian di kalangan guru perempuan bersertifikasi yang memiliki pendapatan lebih tinggi dari suaminya.

 

Allah swt berfirman di dalam sambungan ayat,

 

وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak

[an-Nisa (4) : 19]

 

Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi menjelaskan di dalam Aisarut Tafasir, meminta para suami agar bersabar terhadap isteri-isteri dan tidak menceraikannya. Mudah-mudahan Allah menjadikan kebaikan yang besar di usahanya dalam melanggengkan pernikahannya dan mempertahankannya sebagai hasil dari kesabaran sang suami dan bentuk ketakwaanya kepada Allah, mungkin diberikan anak yang salih dari sang istri atau sirna rasa benci terhadap istrinya dan digantikan dengan cinta dan kasih sayang. Dan maksudnya adalah Allah memberikan petunjuk kepada kaum mukminin jika tidak menyukai istrinya, hendaklah untuk sabar jangan diceraikan karena ada akibat yang baik di dalam pernikahannya. Karena perceraian tanpa ada sebab-sebab yang mengharuskannya tidaklah disukai oleh Allah. Betapa banyak perihal yang dibenci seorang hamba dan dia bersabar terhadapnya, Allah jadikan di dalamnya kebaikan yang banyak.

Penyebab disharmoni secara internal akibat kurangnya komunikasi, masalah ekonomi, egosentrisme (masing-masing pasangan fokus kepada urusan masing-masing tanpa mengindahkan yang lain), sangat jarang bermusyawarah keluarga, perselingkuhan, dan perbedaan prinsip (perbedaan pendapat yang terus menerus dan tidak ada kesepakatan dalam hal-hal yang penting dan pokok). Adapun penyebab eksternal biasanya masalah pekerjaan, perbedaan budaya dan campur tangan keluarga besar di dalam urusan rumah tangga suami dan isteri ini.

Para ayah akan selalu ingat pesan Rasulullah saw,

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى

Orang yang paling baik di antara kamu adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya. Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku

[HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim]

 

Suami dan isteri harus banyak-banyak mengobrol, sharing terkait aktifitas keseharian. Harus saling memaafkan jika dalam keseharian ada hal-hal kecil yang mengganjal hati atau perbedaan cara pandang mengenai proyeksi masa depan anak-anak. Saling memaafkan jauh lebih mulia dan elegan daripada memperlebar ego masing-masing, kasihan kepada anak-anak apabila mereka mendengar dan melihat pertengkaran ayah ibunya maka serta merta mereka akan memblok dirinya dan mencari pelampiasan di luar. Na’uzubillah.

Dulu Nabi Yusuf as begitu sengsara dan menjadi target operasi pembunuhan para saudaranya, namun beliau mudah memaafkan tatkala mereka datang ke Mesir dan meminta maaf kepadanya. Yusuf as pun menutup lembaran masa lalu.

 

قَالَ لَا تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ ٱلْيَوْمَ ۖ يَغْفِرُ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَهُوَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

 

Dia (Yusuf) berkata: Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang

[Yusuf (12) : 92]

 

Semoga Allah ta’ala kokohkan ikatan keluarga para ayah dan ibu di manapun berada, memberikan keteladanan kepada anak-anak betapa indahnya harmoni agar ke depan anak-anak pun bisa meneladani sikap ayah ibunya ketika mereka berumah tangga. Aamiin

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

4 + ten =