DOMPET DHUAFA RAIH THE RAMON MAGSAYSAY AWARD

0
253

2-ramon-magsaysay-award

JIC, JAKARTA — Lembaga filantropi Dompet Dhuafa mendapatkan penghargaan tingkat Asia The Ramon Magsaysay Award 2016. Penghargaan ini diberikan atas dedikasi lembaga ini dalam mentransformasikan zakat tradisional dan memperluas manfaat zakat.

Dompet Dhuafa merupakan satu-satunya lembaga asal Indonesia yang mendapat penghargaan. Dompet Dhuafa dipilih karena lembaga dan pengelolanya telah memberikan manfaat kepada jutaan orang dengan menyebarkan zakat terlepas dari keyakinan mereka sebagai Muslim.

Dilansir dari Sandbox.mossesgeld.com, penghargaan ini merupakan salah satu penghargaan utama di Asia untuk menghargai jiwa sosial dan pemimpin yang mampu melakukan perubahan besar di tingkat Asia. Dalam 50 tahun terakhir sebanyak tiga ratus pria, wanita dan lembaga yang melayani tanpa pamrih dan memberikan solusi bagi masyarakat Asia telah memperoleh penghargaan ini.

Selain Dompet Dhuafa juga ada dua lembaga dan tiga orang lainnya yang memenangkan penghargaan ini diantaranya Lembaga Japan Overseas Cooperation Volunteers asal Jepang, Lembaga Vientiane Rescue asala Laos sedangkan penghargaan perorangan diraih oleh Thodur Madabusi Krishna asal India, Conchita Carpio Morales asal Filipina dan Bezwada Wilson asal India.

Pengamat Zakat UIN Amalia Fauzi mengatakan Dompet Dhuafa layak mendapatkan penghargaan The Ramon Magsaysay Award atas kiprahnya selama 23 tahun. Alasannya karena Dompet Dhuafa tidak hanya bekerja untuk Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara. “Dompet Dhuafa pantas mendapatkan apresiasi dari lembaga luar setingkat Asia,” jelas dia, Rabu (27/7).

Dompet Dhuafa dikenal sejak awal merupakan salah satu pemimpin dalam melakukan filantropi transformatif. Sejak masa reformasi hingga 20 tahun lalu, hanya Dompet Dhuafa yang kiprahnya menjadi lembaga sosial terlihat. Selain didukung media yang kuat, SDM di dalamnya pun merupakan Muslim yang progersif dan memiliki kreatifitas tinggi.

Menurutnya, saat ini memang muncul lembaga zakat dan kemanusiaan lain yang menjadi partner Dompet Dhuafa. Tetapi, Dompet Dhuafa mampu menciptakan program-program transformatif misalnya bekerja sama dengan lembaga anti korupsi.

Amalia menambahkan tantangan bagi Dompet Dhuafa dan lembaga zakat yang berbasis agama adalah menerapkan prinsip kemanusiaan universal. “Artinya, lembaga ini harus bisa membantu masyarakat tanpa membeda-bedakan kelompok, asal dan agama.

Menanggapi penghargaan yang diperoleh itu, pendiri Dompet Dhuafa Erie Sudewo mengatakan mendapat penghargaan adalah sebuah kemenangan. Namun ada yang namanya kemenangan sesungguhnya adalah dengan membangun tim berkarakter atau menghasilkan tim berakhlak.

“Juara atau penghargaan hanya dinikmati sesaat, paling lama tiga bulan, tetapi memiliki tim berkarakter atau tim berakhlak akan dikenang sepanjang masa,” jelas dia Rabu (27/7).  Untuk itu Dompet Dhuafa tentu membutuhkan pemimpin sejati dengan visi yang jelas.

Dompet Dhuafa merupakan satu hal yang baru di zamannya. Lembaga filantropi ini menjadi lembaga yang mampu merubah tradisi pengelolaan dana umat tradisional menjadi manjamen profesional. Saat banyak orang melakukan pekerjaan sosial janya sekadar sambil lalu, Dompet Dhuafa mulai merubah hal tersebut dan bekerja sosial dengan sepenuh waktu.

Erie mengatakan, anak muda yang bekerja di Dompet Dhuafa melakukan perencanaan matang dengan manajeman yang profesional.  Sejak awal Dompet Dhuafa telah membuat program master piece, yakni sebuah program kemandirian untuk membantu banyak orang.

Sebelum banyak program sosial muncul, Dompet Dhuafa telah menjadi pionir untuk memecahkan persoalan masyarakat. Salah satu program unggulan sejak awal berdirinya Dompet Dhuafa adalah tebar hewan qurban.

Erie menjelaskan, program ini bertujuan menghasilkan kedaulatan ternak di Indonesia. Sehingga muncul ratusan hingga ribuan peternak muda baru yang mengembangkan peternakan di Indonesia.

Selanjutnya adalah program Islamic micro finance. “Kita mengenal Baitul mal wal tamil (BMT), sejak berdiri kami berharap 10 tahun ke depan, Dompet Dhuafa dapat mencetak ribuan manajer BMT,” katanya.

Saat ini pengembangan BMT telah berhasil dengan adanya kerja sama dengan IDB. Mereka saat ini telah merspons dan ketika kesepakatan terjalin maka Dompet Dhuafa dapat mengajak dunia luar untuk menerapkan konsep BMT.

Tak hanya dibidang sosial dan ekonomi, Dompet Dhuafa juga memiliki lembaga pendidikan dan menghasilkan lulusan yang berkompeten. Erie mengakui banyak kendala yang dihadapi saat awal berdirinya Dompet Dhuafa.

“Saya menjadi sekretaris redaksi Republika, dan setelah lahir 2 Juli 1993, Dompet Dhuafa perlu dikelola tetapi banyak pihak yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Saya bertanggung jawab untuk mengelola ini, saya berterima kasih dengan Republika karena telah mendukung dengan berbagai fasilitas pada awal berdiri,” jelas dia.

Erie yang juga menjadi Direktur Operasional pertama Dompet Dhuafa berharap Dompet Dhuafa dpat terus berlangsung dan mewarisi yang sudah benar. Pemimpin sat ini harus sudah melakukan kaderisasi agar SDM Dompet Dhuafa nantinya dapat mengambil alih dan mewariskan hal-hal baik lainnya.

Sumber ; republika.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

5 + 7 =