JIC, London — Islam semakin mendapat tempat di benua Eropa. Bukan soal populasinya yang semakin meningkat, tetapi juga warisan budaya Islam yang semakin dihargai. Baru-baru ini, Kepala Museum Inggis Hartwig Fischer mengatakan bahwa pihaknya akan mengalokasikan dua galeri besar untuk pameran budaya Islam pada 2018.
Menurutnya, alokasi tempat untuk budaya Islam tersebut selaras dengan semboyan Museum Inggris yakni, museum dunia, museum untuk dunia. Ia menjelaskan bahwa Museum Inggris fokus menyasar pembentukan hubungan budaya antarnegara, seperti pameran hubungan India-Iran di London.
“Selama pertemuan dengan Institut Penelitian Warisan Budaya dan Pariwisata (RICHT), kami menggariskan kegiatan Museum Inggris tentang koleksi Iran yang ada di museum itu,” ujar Fischer seperti dilansir dari publikasi The Islamic Republic News Agency (IRNA), Senin (25/12/2017).
Terkait program Museum Inggris, Fischer berencana mengalokasikan dua galeri besar Museum Inggris ke Islam. Langkah tersebut menjadi kali pertama ada sebuah ruang museum yang menyajikan konten agama.
“Menyiapkan pameran semacam itu bertujuan untuk menunjukkan keumuman di setiap tempat di mana Islam memiliki kehadiran yang serius. Pameran itu juga ingin menunjukkan kesamaan budaya Islam di seluruh dunia,” katanya.
Sementara itu, Direktur RICHT Seyed Mohammad Beheshti mengapresiasi pameran itu di Museum Inggris. Sebab, menurut dia, museum bertugas menunjukkan identitas dan budaya untuk membekali masyarakat menghadapi perbedaan etnis. “Museum sejarah adalah tempat yang menunjukkan asal dan kebangsaan bangsa, kelompok etnis, dan masyarakat,” ungkapnya.
Sumber ; gomuslim.co.id
