FONDASI ISLAM DALAM MENCERDASKAN KEHIDUPAN (1)

0
324

JIC,– Milad ke-107 tahun ini Muhammadiyah mengangkat tema “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Dengan tema tersebut Muhammadiyah meneguhkan komitmen untuk terus berusaha memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta antara lain melalui gerakan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari misi dakwah dan tajdid dalam gerakannya.

Makna “mencerdaskan”  ialah “menjadikan cerdas dan mengusahakan supaya sempurna akal budi manusia dalam kehidupannya”. Objek yang dicerdaskan bukan hanya manusianya, tetapi keseluruhan hidupnya yang menyangkut pencerdasan akal budi dan perilaku manusia, sistem, dan lingkungan umat atau bangsa yang luas cakupannya dalam perikehidupan sepanjang zaman.

Perspektif Islam

Secara teologis usaha mencerdaskan kehidupan melekat dengan misi kerisalahan Islam. Misi “mencerdaskan” dimula dari risalah “Iqra” sebagai Wahyu pertama Islam yang dibawa Nabi Muhammad dari Gua Hira. Risalah Iqra sungguh revolusioner dan transformasional ketika bangsa Arab kala itu berada dalam sistem dan budaya Jahiliyah. Iqra yang diajarkan Allah bersifat “profetik” yakni “Iqra bismi rabbikal ladzi khalaq” (Bacalah atasnama Tuhan yang telah menciptakan); “Khalaqal insana min ‘alaq” (Yang menciptakan manusia dari segumpal darah); “Iqra wa Rabbukal akram” (Bacalah dan Tuhanmu Maha Mulia); “Khalaqal insana maa lam ya’lam”, (Yang mengajarkan manusia dari apa-apa yang tidak mereka ketahui” (QS Iqra: 1-5).

Dengan tradisi iqra setiap muslim tidak hanya diajarkan untuk membaca ayat-ayat Quran tetapi juga ayat-ayat kauniyah atau ayat-ayat semesta. Iqra menurut para mufasir bukan hanya membaca secara verbal dan tekstual, tetapi keseluruhan makna yang tercakup arti “iqra” dalam literasi Arab seperti tafakur, tadabbur, tanadhar, tadzakur, serta berbagai aktivitas akal pikiran, keilmuan, dan pembacaan sejarah  secara menyeluruh. Dalam perspektif Manhaj Tarjih iqra memiliki makna pada pemahaman keislaman dan semesta kehidupan secara bayani, burhani, dan irfani secara interkoneksi.

Risalah “mencerdaskan kehidupan” dalam Islam juga melekat dengan misi  “Menyempurnakan akhlaq manusia” untuk mencerahkan akal-budi manusia. Hadis Nabi “Innama bu’istsu li-utammima makarima al-akhlaq” (bahwa sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia) merupakan pesan kerisalahan yang mendalam dan mendasar akan pentingnya membangun akal-budi manusia dalam wujud budi pekerti, karakter, mental, etika, dan pola perilaku manusia dalam keadaban sebagai insan paripurna atau insan kamil. Manusia diciptakan sebagai “fi ahsan at-taqwim”, sebaik-baik ciptaan, yang berbeda dengan makhluk lainnya, apalagi sangat berbeda dan tidak dapat dibandingkan dengan “robot” atau benda ciptaan manusia sehebat apapun kemampuannya sebagaimana kini manusia modern tengah gandrung dengan teknologi “artificial intelegence” atau  “Kecerdasan buatan”.

Dengan risalah Iqra dan membangun akhlak mulia yang mencerahkan akal-budi manusia, Nabi berhasil membebaskan bangsa Arab yang Jahiliyah menjadi bangsa yang berperadaban cerah dan mencerahkan dalam puncak risalah  “al-Madinah al-Munawwarah”.

Dari rahim peradaban Madinah itu kemudian Islam berkembang menjadi agama yang membuana dan menciptakan kejayaan peradaban semesta selama berabad-abad di pentas sejarah dunia.

 

Sumber : suaramuhammadiyah.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

seven + 11 =