JAKARTA – Kajian Kitab Kuning Bersanad Matan Hadits Arbain Nawawi yang diselenggarakan oleh Divisi Pengkajian dan Pendidikan, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) resmi memasuki pertemuan terakhir pada hari ini, Senin (7/7) di ruang pertemuan lantai 3 Gedung Perkantoran JIC, Jakarta Utara.
Kajian ini telah berlangsung sejak 26 Juni hingga 10 Juli 2025, dan diikuti oleh para ustadz dan ustadzah dari berbagai wilayah, antara lain Jakarta, Bekasi, dan Bogor yang secara intensif mempelajari hadits pilihan dalam Arbain Nawawi, dengan pendekatan keilmuan bersanad, sebagai bagian dari pelestarian tradisi klasik Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Dalam pertemuan terakhir ini, para peserta menerima ijazah bersanad langsung dari pengampu kajian, Abi Muhammad Rofi Hazami, HE, sebagai bentuk pengakuan atas kelulusan mereka dalam memahami dan mengkhatamkan kitab. Penyerahan ijazah turut dilakukan bersama Ketua Pelaksana, Dr. Rina Uswatun Hasanah, MM, yang juga menyampaikan apresiasi atas kesungguhan para peserta selama proses pembelajaran berlangsung.
Acara penutupan turut dihadiri oleh Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan JIC, Dr. Ir. KH. Rasyidi HY, S. H., S. HI., M. M., CPA, C. Med, yang dalam sambutannya memberikan pesan penting tentang tanggung jawab ilmiah para peserta.
“Ilmu yang baik adalah ilmu yang diamalkan dan disampaikan. Jangan biarkan ilmu berhenti di diri sendiri. Jadikan kajian ini sebagai bekal dakwah dan manfaatkan sanad yang telah diperoleh untuk menjaga kemurnian ajaran Rasulullah,” ungkap KH. Rasyidi.
Program Kajian Kitab Kuning Bersanad ini menjadi bagian dari komitmen JIC dalam menjaga kesinambungan kajian keislaman yang mendalam dan otentik. Diharapkan kegiatan ini mampu mencetak para dai, pengajar, dan pegiat dakwah yang tak hanya memahami isi teks keagamaan, tetapi juga memiliki keterhubungan keilmuan yang bersambung kepada sumber utamanya. Dengan berakhirnya kajian ini, para peserta membawa pulang tidak hanya ilmu, tetapi juga amanah untuk terus menyebarkannya di tengah masyarakat.
