JIC– Bullying atau perundungan merupakan masalah serius yang dapat mengancam kehidupan dan kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia. Dalam pandangan agama Islam, bullying dianggap sebagai tindakan yang melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan yang diajarkan oleh agama tersebut. Islam menekankan pentingnya perlakuan yang baik terhadap sesama, termasuk anak-anak, dan melarang segala bentuk penganiayaan, kekerasan, dan intimidasi.
Dalam Al-Qur’an, terdapat berbagai ayat yang mengajarkan umat Muslim untuk berperilaku baik dan menghormati sesama. Surah Al-Hujurat ayat 11 menyatakan :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Dari ayat tersebut, dapat dipahami bahwa Islam menekankan pentingnya menjaga martabat dan harga diri setiap individu, baik wanita maupun pria. Menghina, merendahkan, atau memperolok-olokkan orang lain, termasuk anak-anak, merupakan tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama ini. Bullying menyebabkan rasa sakit dan penderitaan pada korban, dan agama Islam mengajarkan agar umat Muslim menjauhi tindakan yang menyakiti orang lain secara fisik maupun emosional.
Bullying dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan anak-anak. Dalam pandangan Islam, anak-anak adalah amanah dari Allah SWT dan mereka memiliki hak untuk hidup dengan aman, dihormati, dan dilindungi. Rasulullah SAW juga memberikan contoh perlakuan baik terhadap anak-anak dan mengingatkan umat Muslim untuk melindungi mereka.
Selain itu, dalam hadits Rasulullah SAW, beliau bersabda,
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
“Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim).
Faedah dari hadits ini adalah:
Pertama: Yang dimaksud dalam hadits adalah tidak sempurnanya iman.
Kedua: Wajib mencintai saudara kita sebagaimana mencintai saudara sendiri. Di sini dikatakan wajib karena ada kalimat penafian umum.
Ketiga: Wajib meninggalkan hasad karena orang yang hasad pada saudaranya berarti tidak mencintai saudaranya seperti yang ia cintai pada dirinya sendiri. Bahkan orang yang hasad itu berangan-angan nikmat orang lain itu hilang.
Hadits ini menunjukkan pentingnya kasih sayang, empati, dan cinta antar sesama Muslim. Melalui sikap saling mencintai dan saling mengasihi, Islam mengajarkan umatnya untuk melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan, termasuk bullying.












