Warga Palestina yang putus asa mengepung konvoi truk yang membawa bantuan makanan ke Gaza utara.
Baca artikel detiknews, "Makanan Jatuh dari Langit: Kontroversi di Balik Bantuan Udara AS ke Gaza" selengkapnya https://news.detik.com/bbc-world/d-7230728/makanan-jatuh-dari-langit-kontroversi-di-balik-bantuan-udara-as-ke-gaza. (Sumber: Reuters)
ISTANBUL — Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa penjajah Israel hanya mengizinkan 109 truk bantuan masuk ke Jalur Gaza pada Selasa (30/7/2025). Namun, sebagian besar dari truk tersebut mengalami penjarahan akibat kondisi keamanan yang sengaja dibiarkan memburuk.
“Sebanyak 109 truk berhasil masuk hari ini, namun banyak yang dirampok akibat kekacauan sistematis yang sengaja diciptakan oleh Israel,” tulis pernyataan dari kantor tersebut.
Laporan itu juga menyebut bahwa Israel sengaja menciptakan kekacauan demi mengacaukan distribusi bantuan, sekaligus menghalangi masyarakat sipil Gaza menerima pertolongan—sebagai bagian dari strategi menciptakan kelaparan massal.
Sementara itu, bantuan yang dijatuhkan lewat udara pun sebagian besar gagal mencapai warga yang benar-benar membutuhkan. Empat dari enam paket bantuan mendarat di area yang dikuasai militer Israel atau wilayah yang telah diperintahkan untuk dikosongkan oleh penduduk sipil.
Warga yang berada di lokasi tersebut justru menjadi sasaran serangan langsung, sehingga pengiriman bantuan lewat udara tidak hanya tidak efektif, tetapi juga membahayakan nyawa penduduk yang kelaparan.
Pihak berwenang menegaskan bahwa Gaza setidaknya memerlukan 600 truk bantuan dan pasokan bahan bakar setiap harinya untuk mencukupi kebutuhan dasar masyarakat.
Selama 18 tahun terakhir, Israel telah memberlakukan blokade atas wilayah Gaza, dan sejak 2 Maret, seluruh jalur penyeberangan ditutup rapat, menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan meskipun berbagai seruan internasional telah disampaikan agar akses dibuka kembali.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa sejak Oktober 2023, sedikitnya 147 orang telah meninggal akibat kelaparan, termasuk 88 anak-anak.
Hal ini berlangsung seiring dengan pengumuman Israel pada Ahad (27/7/2025) tentang rencana gencatan senjata sementara dan terbatas guna memungkinkan pengiriman bantuan melalui koridor yang dianggap aman. Namun, banyak pihak menilai langkah tersebut hanya upaya untuk menutupi peran Israel dalam memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza.