JOURNEY TO UIGHUR: EMIN MINARET DAN SHALAT JUMAT YANG HILANG

0
229

Masjid di Uighur                                      Foto: Uttiek M Panji Astuti

Ternyata di Umruqi shalat Jumat pun sudah tidak lagi didirikan

 

JIC, JAKARTA–“Muslim…. Muslim…,” tanya petugas keamanan itu sambil mengitari saya. Entah apa maksudnya.

Sejenak kaget, sebelum saya jawab, “Alhamdulillah. Sure. I’m covering my head with scarf,” jawab saya pelan namun tegas sambil memegang ujung hijab yang saya kenakan.

Untuk kesekian kalinya kerudung saya jadi masalah di negeri ini. Kali ini di depan pintu gerbang Emin Minaret.

Pagi ini, destinasi pertama adalah Emin Minaret yang berada 2 km dari pusat kota Turpan. Emin Minaret merupakan bangunan peninggalan sejarah muslim Uighur yang masih bisa disaksikan hingga kini.

Menara dan masjid ini dibangun tahun 1777 untuk menghormati kemenangan Jenderal Emin Khoja, yang kemudian diangkat menjadi penguasa setempat, setelah berhasil memadamkan pemberontakan Junggar. Menara setinggi 44 m, berdiameter 10 m ini merupakan bangunan asli yang masih kokoh berdiri. Sedang masjidnya telah direnovasi karena bangunan aslinya hancur akibat gempa.

photo

Monumen Emin Khoja di Uighur. (foto, Uttiek M Panji Astuti)

Selain masjid dan menara, di kompleks ini juga ada pemakaman Islam. Bentuk nisannya khas pemakaman di Asia Tengah. Saya menyaksikan banyak pemakaman serupa di Uzbekistan. Sesungguhnya, kompleks ini sangat luas, dahulunya ada istana yang sekarang masih bisa disaksikan reruntuhannya.

Di depan masjid berdiri patung Sulaeman Emin yang merupakan anak Emin Khoja. Sosok itu mengenakan gamis dan surban, bukan pakaian kebesaran seperti yang dipakai jendral-jendral Tiongkok. Sekali lagi ini adalah penegasan bahwa muslim Uighur memiliki akar sejarah yang berbeda dengan bangsa China.

Mr Chang tidak bisa menjelaskan terlalu banyak tentang sejarah bangunan ini, pun siapa itu Emin Khoja maupun anaknya. Pemerintah kota ini sepertinya setengah hati menggarap destinasi wisata yang terkait dengan Islam.

Sesungguhnya, Turpan sangat kaya dengan jejak sejarah Islam pada periode Jalur Sutra. Kota kuno ini menjadi perlintasan para kabilah yang masih eksis hingga kini. Sayangnya, sentimen anti Islam yang begitu tinggi membuat jejak sejarah yang luar biasa itupun coba dihapuskan.

 

sumber : republika.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

six + nineteen =