AKSI TERORISME, WAKETUM MUI: SKENARIO RUSAK CITRA ISLAM

0
346
aksi teror-waketum-mui-skenario-rusak-citra-islam

JIC- Terjadinya Islamofobia sudah ada sejak zaman kenabian, maka jangan patah semangat menghadapi gempuran orang orang anti-Islam, pernyataan tersebut disampaikan Waketum MUI dalam Forum Group Discussion Anti Islamofobia yang digelar di Masjid Al-Fajr, Buah Batu, Kota Bandung, Sabtu (16/7/2022).

Buya Anwar Abbas memandang semakin dahsayatnya gempuran Islamofobia timbul dari sikap anti-Islam bentukan pihak-pihak yang ingin menjadikan Islam sebagai musuh baru negara-negara blok barat, setelah Uni Soviet kalah telak. Meski Soekarno telah membentuk kelompok negara non blok, demi menghindari efek konflik blok barat dan blok timur, namun upaya ini dinilai tidka berjalan mulus.

“Begitu Uni Soviet hancur, Blok Barat tidak lagi punya musuh bersama. Padahal adanya musuh bersama ini menjadi perekat negara-negara blok barat, lalu muncullah ketakutan di antara negara blok barat, karena saat tidak ada lawan maka kemungkinan akan ada pertarungan saudara, maka untuk menghalaunya adalah mencari musuh baru. Lalu muncullah usulan untuk menjadikan islam sebagai musuh bersama,” ujar Buya Anwar.

Dia berpendapat bahwa semakin tampaknya gerakan anti Islam merupakan buah dari penanaman stigma buruk Islam di mata dunia. Menurutnya, saat Blok Barat dan Blok Timur masih menjadi lawan yang sama-sama kuat, tidak ada satu pun dari blok tersebut yang mempermasalahkan keeksistensian umat Muslim.

“Sejak itu (Blok Timur melemah), mulai terjadi rekayasa agar mereka yakin bahwa islam adalah agama yang berbahaya. Karena saat uni Soviet masih ada, mereka tidak menghiraukan negara negara islam, karena mayoritas adalah negara negara miskin atau berkembang,” terangnya.

“Jadi kesimpulan saya, apa yang menyerang umat Muslim, seperti kejadian bom Bali atau kejadian 9/11 di Amerika, itu adalah hasil dari sebuah skenario untuk merusak citra islam supaya islam betul dianggap sebagai sebuah ancaman. Itu ciptaan blok barat demi membumikan citra islam sebagai agama kejam,” tegas Buya.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mendukung resolusi PBB yang telah mencanangkan penetapan Hari Anti Islamofobia setiap tanggal 15 Maret. Meski begitu, dia meragukan jika upaya PBB ini dapat membumihanguskan praktek islamofobia yang semakin ke sini semakin mengkhawatirkan.

“Rencana ini harus didukung demi menangkal potensi memburuknya fenomena islamofobia di dunia,” harapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

13 + ten =