Oleh:
Ade Suhandi || Kasubdiv Penyiaran PPIJ dan Dosen Komunikasi
HARI GURU bukan sekadar peringatan tahunan. Ia adalah jeda yang mengajak kita menundukkan kepala sejenak—mengenang nama-nama guru yang pernah menyalakan lilin kecil di hidup kita. Ada yang lewat begitu saja, ada pula yang kehadirannya meninggalkan jejak panjang, bahkan menjadi arah perjalanan hidup kita sampai hari ini.
Dalam buku yang sebentar lagi akan di launching “Kelas Tanpa Tiang” karya Ade Suhandi, makna guru digambarkan bukan sebagai sosok yang bekerja di ruang empat persegi bernama kelas, melainkan sebagai pemandu kehidupan. Guru bukan sekadar profesi, tetapi energi yang menggerakkan pikiran dan membentuk jiwa.
Guru Tidak Dibangun oleh Tiang — Guru Dibentuk oleh Hati
Konsep kelas tanpa tiang menggambarkan pembelajaran yang tidak dibatasi oleh tembok dan batas formalitas. Guru sejati tidak membutuhkan panggung tinggi atau tepuk tangan. Mereka tetap guru bahkan saat mengajar dalam kesunyian, di teras sekolah, di ruang kecil rumah, di lapangan, bahkan di tengah kehidupan sehari-hari.
Guru bukan hanya hadir ketika buku dibuka.
Guru hadir ketika:
- seorang anak mulai percaya diri karena ada yang mendengarkan,
- seorang remaja kembali mencoba setelah sebelumnya gagal,
- seorang murid menemukan harapan setelah nyaris menyerah.
Kadang, guru tidak tahu bahwa satu kalimatnya telah menyelamatkan hidup seseorang.
Mereka Mengajar — Bahkan Ketika Tidak Dilihat
Buku “Kelas Tanpa Tiang” mengingatkan kita bahwa:
Guru mungkin tidak pernah tahu kapan detik terbaik mereka terjadi. Tapi murid akan selalu mengingatnya seumur hidup.
Ada guru yang mengajar matematika, tapi sebenarnya sedang mengajarkan logika hidup.
Ada guru yang mengajar Bahasa Indonesia, tapi sebenarnya sedang mengajarkan kepekaan rasa.
Ada guru yang mengajar fisika, tapi sebenarnya sedang mengajak murid mempercayai hukum sebab-akibat dalam kehidupan.
Seorang guru mengajar jauh lebih besar daripada mata pelajaran.
Hari Guru: Menghormati yang Sering Lupa Dihormati
Hari ini kita merayakan mereka — orang-orang yang tidak pernah meminta balasan, namun terus memberi.
Mereka datang paling pagi, pulang paling akhir.
Mereka sering memikirkan murid bukan di jam kerja saja, tapi di setiap jeda hidup.
Mereka mungkin tidak pernah menjadi trending topic, tapi nama mereka abadi di hati seseorang.
Untuk Semua Guru di Dunia
Terima kasih,
karena di balik parade profesi masa depan yang gemerlap,
ada profesi yang membentuk semuanya — guru.
Semua dokter pernah diajarkan guru.
Semua arsitek pernah dibimbing guru.
Semua pemimpin pernah diarahkan guru.
Indonesia berdiri karena guru.
Penutup: Pesan dari Buku “Kelas Tanpa Tiang”
Buku ini mengajak kita untuk percaya:
Selama masih ada guru yang mengajar dengan cinta, masa depan bangsa tidak pernah padam.
Selamat Hari Guru.
Untuk setiap guru yang sedang kuat, sedang lelah, atau sedang mempertanyakan perjuangannya — ketahuilah: anda sedang membangun dunia












