KEMENAG SIAPKAN PROGRAM STRATEGIS PENGUATAN PERAN MASJID, APA SAJA?

0
9

Jakarta (islamic-center.or.id) – Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya memperkuat peran masjid sebagai pusat ibadah sekaligus pusat pemberdayaan masyarakat. Sejumlah program strategis disiapkan melalui Program Masjid Berdaya dan Berdampak (Madada).

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat mengatakan, pengelolaan masjid perlu melibatkan berbagai pemangku kepentingan agar berdampak luas bagi masyarakat. “Masjid harus menjadi pusat aktivitas keagamaan sekaligus memberi dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya dalam Focus Group Discussion (FGD) Kemasjidan bertajuk Masjid Berdaya dan Berdampak di Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Menurut Arsad, pihaknya telah mempersiapkan sejumlah program, antara lain: pembinaan dan standardisasi SDM takmir, penyediaan fasilitas ramah difabel, pemberdayaan UMKM di sekitar masjid, serta penguatan literasi keagamaan yang relevan untuk generasi muda. Arsad Hidayat juga menekankan pentingnya pendataan masjid dan penguatan program kemasjidan secara menyeluruh.

Hal senada disampaikan Kasubdit Kemasjidan, Nurul Badruttamam. Menurutnya, takmir masjid perlu dibekali kapasitas manajerial yang profesional agar mampu mengoptimalkan potensi masjid, termasuk dalam aspek pemberdayaan ekonomi dan sosial.

Nurul Badruttaman lalu menyebut sejumlah program strategis lain yang akan menjadi fokus pengembangan, yaitu: manajemen dan tata kelola, regenerasi remaja masjid, digitalisasi, dan pemberdayaan ekonomi umat. Dikatakan Nurul Badruttamam, Subdirektorat Kemasjidan menargetkan percepatan program melalui penyusunan blueprint pengembangan masjid, pemutakhiran profil, pengenalan Mars Masjid, penetapan ikon kemasjidan, produksi film dokumenter sejarah masjid, serta pemetaan penerima bantuan agar tepat sasaran.

“Langkah-langkah ini kami susun sebagai bagian dari upaya menghadirkan masjid yang lebih inklusif, profesional, dan berdaya. Dengan perencanaan yang jelas dan dukungan berbagai pihak, kami optimis masjid dapat tampil kembali sebagai pusat ibadah sekaligus pusat peradaban umat Islam,” tegas Nurul.

Ketua LTN PBNU, Hamzah Sahal mengungkapkan pentingnya literasi keagamaan dan penguatan budaya berbasis masjid. “Kami mendorong penerbitan kembali buku-buku sejarah kemasjidan, produksi dokumenter, peninjauan kembali status hukum tanah wakaf masjid, pengadaan sumur-sumur masjid, hingga kampanye literasi berbasis digital. Masjid perlu dilihat bukan hanya sebagai ruang sakral, tetapi juga sebagai ruang hidup yang dinamis dan komunikatif,” ujarnya.

Melalui forum ini, para pemangku kepentingan sepakat bahwa masjid perlu berkembang dari sekadar tempat ibadah menjadi pusat pemberdayaan yang inklusif, ramah, dan berdampak nyata. Kolaborasi antara pemerintah, organisasi keagamaan, akademisi, dan masyarakat diyakini dapat mengembalikan peran masjid sebagai pusat spiritual, sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya masyarakat.*

Sumber: Kemenag.go.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

nineteen + 16 =