KH MA’RUF AMIN: KALAU TAK ADA ORANG ALIM, UMAT AKAN ANGKAT PEMIMPIN BODOH

0
302

JIC, PASURUAN — Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang juga Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin menilai, ponpes berperan penting dalam menjaga agar kekosongan ulama tidak terjadi.

Ketiadaan ulama di tengah-tengah masyarakat, kata ia, akan membuat umat seakan tidak memiliki panduan dalam mengimplementasikan nilai-nilai keislaman.

“Kalau sampai tidak ada seorang alim pun, orang akan mengangkat pemimpin yang bodoh-bodoh yang tidak paham agama. Kalau ditanya soal ilmu (agama) mereka sesat dan menyesatkan. Karena itu, ulama harus terus dicetak,” kata KH Ma’ruf Amin dalam Milad Ponpes Sidogiri ke-280 di Ponpes Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur, Ahad (14/5) malam.

Bagi KH Ma’ruf Amin, ponpes adalah tempat untuk mempersiapkan orang-orang yang diharapkan dapat betul-betul memahami agama, menjadi pejuang agama, dan tokoh perubahan di dalam masyarakat.

KH Ma’ruf Amin pun memuji capaian Ponpes Sidogiri yang masih bertahan dan tetap istiqamah hingga saat ini dalam mencetak generasi Islam yang berkualitas.  “Saya berharap (Ponpes Sidogiri) tetap eksis,” ujar KH Ma’ruf Amin

KH Ma’ruf Amin menambahkan, ponpes menjadi tempat yang terus menerus melahirkan para ulama hebat. Menurut dia, hal ini harus dilakukan secara berkesinambungan. “Ulama ini perlu senantiasa kita siapkan supaya tidak terjadi kekosongan karena banyak ulama sepuh dipanggil Allah SWT,” ungkap Amin.

Umat Islam Jangan Mau Diadu Domba

 Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin meminta umat Islam di Indonesia jangan mau diadu domba. Menurut Rais Aam PBNU, persoalan yang dihadapi umat Islam saat ini ada indikasi pihak yang ingin memecah belah umat dengan beragam cara.

“Umat Islam ini jangan sampai mau diadu domba,” ujar KH Ma’ruf Amin di Ponpes Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur, Ahad (14/5) malam.

MUI bertekad menjadi tenda besar bagi seluruh elemen umat Islam apapun itu latar belakangnya. MUI, kata KH Ma’ruf Amin menyatakan kesiapannya menjadi wadah yang mengakomodir seluruh kelompok umat Islam, baik yang kelompok keras maupun yang lunak.

“Tugasnya (MUI) melunakkan yang keras dan mengeraskan yang lunak. Jadi biar enggak ngegas terus atau ngerem terus,” lanjut KH Ma’ruf Amin.

KH Ma’ruf Amin melanjutkan, perbedaan dalam setiap kelompok merupakan hal yang wajar, selama perbedaan itu berada dalam koridor wilayah perbedaan. Apabila berada  di luar koridor itu, bukan lagi perbedaan melainkan penyimpangan.

“Perbedaan ditoleransi, penyimpangan diamputasi tidak boleh dibiarkan. Kita boleh berbeda, tapi harus dalam koordinasi gerakan jalur yang sama, kalau tidak akan dipecah belah, mari satu sama lain tidak saling menyerang,” kata KH Ma’ruf Amin menegaskan.

Sumber ; republika.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

15 − five =