‘MASSA DARI LUAR JAKARTA MEMPROVOKASI’, POLISI TEMBAKKAN GAS AIR MATA PASCA AKSI PRO-PRABOWO DI JAKARTA

0
392

AFP/GETTY IMAGESImage captionSejumlah polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah kerumunan orang di sekitar gedung Bawaslu, Jakarta, pada Rabu (22/5) dini hari WIB

JIC, JAKARTA– Sejumlah kendaraan di KompleksĀ Asrama Brimob di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat, terbakar pada Rabu (22/5) dini hari WIB, setelah massa berangsur-angsur meninggalkan lokasi unjuk rasa di sekitar kantor Bawaslu. Polri menyebut massa dari luar Jakarta berupaya melakukan provokasi.

Hingga pukul 06.00 WIB, sebagaimana ditayangkan sejumlah stasiun televisi, sejumlah orang melemparkan batu ke arah polisi yang kemudian dibalas dengan tembakan gas air mata di sekitar Jalan KS Tubun, Jakarta.

Karopenmas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, mengatakan kepadaĀ Kompas TVĀ bahwa ada “massa dari luar Jakarta masuk sekitar jam 11 sehingga memprovokasi kejadian tersebut”.

Menurutnya, orang-orang tersebut “memang pihak ketiga yang menunggangi aksi yang seharusnya damai, diprovokasi dari luar Jakarta yang mengakibatkan massa terpancing.”

Dedi tidak menyebut dari mana “pihak ketiga” itu berasal dan apakah mereka dikendalikan pihak tertentu.

Hanya saja, dia mengimbau agar warga Jakarta tidak terprovokasi lantaran “bisa jadi disusupi para pelaku teror, ini berbahaya”.

22 meiHak atas fotoANTARA/SIGID KURNIAWAN
Image captionSeorang pria melemparkan batu ke arah polisi di Jalan KS Tubun, Jakarta, Rabu (22/5) pagi.
brimobHak atas fotoANTARA/SIGID KURNIAWAN
Image captionSejumlah mobil ikut terbakar ketika Asrama Brimob dilalap api di Jalan KS Tubun, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Dari Selasa (21/5) malam hingga Rabu (22/5) dini hari WIB, terjadi kericuhan di sekitar kantor Bawaslu, Jakarta, setelah sebagian pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berangsur-angsur meninggalkan lokasi unjuk rasa di sekitar gedung Bawaslu setelah melakukan salat tarawih, dan berjanji untuk melanjutkan unjuk rasa pada Rabu (22/05).

tanah abangHak atas fotoAFP/GETTY IMAGES
Image captionKerumunan orang melakukan aksi pembakaran di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Selasa (21/5) dini hari WIB.

Sebagian lainnya menolak bubar dan berlari ke arah kawasan Tanah Abang. Polisi lantas menggunakan gas air mata untuk mengejar dan membubarkan mereka sampai menjelang pukul 02:00 pada Rabu.

“Kita menunggu instruksi dari pimpinan kita bahwa besok, sesuai agenda, kita akan kumpul (unjuk rasa) kembali,” kata Wanda, pria yang menyebut dirinya sebagai koordinator aksi, seperti dilaporkan wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, dari lokasi unjuk rasa.

“Jadi, sekarang, saya mohon dengan hormat, kita pulang ya,” ujarnya yang dijawab sebagian peserta unjuk rasa dengan ucapan “siap”.

Sebagian peserta kemudian memilih untuk menginap di masjid Cut Mutiah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

PemrotesHak atas fotoULET IFANSASTI/GETTY IMAGES
Demo di depan BawasluHak atas fotoMUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO
Image captionSejumlah petugas kepolisian melakukan pengawalan saat aksi unjuk rasa oleh massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat di depan kantor Bawaslu di kawasan Thamrin, Jakarta, Selasa (21/05).

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan unjuk rasa di depan Gedung Bawaslu sudah berakhir setelah pihaknya melakukan “komunikasi” dengan pengunjuk rasa.

Dimintai tanggapan atas rencana unjuk rasa lanjutan pada Rabu (22/05), Argo mengatakan “kita sudah mengantisipasi, mempersiapkan pengamanan pada esok pagi.”

Sebelumnya, massa pendukung capres Prabowo memilih bertahan hingga sekitar pukul 18.00 WIB, walau telah diminta bubar oleh polisi.

Demo di depan BawasluHak atas fotoMUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO
Image captionSejumlah petugas kepolisian melakukan pengawalan saat aksi unjuk rasa oleh massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat di depan kantor Bawaslu di kawasan Thamrin, Jakarta, Selasa (21/5/2019)
Para pendukung Prabowo melakukan salat di jalan.Hak atas fotoANTARA
Image captionPara pendukung Prabowo melakukan salat di jalan.

Di sela-sela aksinya, pengunjukrasa menggelar salat ashar, maghrib, isya hingga tarawih di sekitar lokasi unjuk rasa. Mereka juga mengklaim akan bertahan di lokasi unjuk rasa.

Di antara pengunjuk rasa, muncul pula politikus dan mantan Ketua MPR Amien Rais, mantan Danjen Kopassus Kivlan Zein, serta Neno Warisman. Sebagian mereka juga ikut berorasi.

Demo tolak pemiluHak atas fotoBBC NEWS INDONESIA
Image captionKubu pro Prabowo menggelar unjuk rasa di depan Kantor Bawaslu dengan membawa poster dan spanduk bertuliskan ‘lawan pemilu curang’.

Mereka membawa sejumlah poster bertuliskan ‘lawan pemilu curang’. Namun akses mereka ke Bawaslu terhambat pagar berduri yang dipasang kepolisian.

“Kalau kenyataannya kalah, enggak apa-apa, tapi kami melihat ini ada kecurangan, ya, kami akan terus (unjuk rasa) sampai ada keputusan yang benar,” kata salah-seorang peserta unjuk rasa asal Lampung, Puji Astuti kepada wartawan BBC News Indonesia, Mehulika Sitepu.

Ditanya apa yang akan dilakukannya apabila sudah putusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan tidak ada menemukan bukti kecurangan pemilu, Puji mengatakan: “Kami akan mengikuti para ulama.”

“Kalau kata ulama ‘kita terus bergerak’, kita akan bergerak,” tegasnya.

bawasluHak atas fotoANADOLU/GETTY IMAGES
Image captionMassa pendukung Prabowo-Sandiaga berkumpul di depan kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (21/5).

Seorang pengunjuk rasa lainnya, Tubagus Maman, yang mengaku warga Banten, mengaku ikut unjuk rasa karena menganggap pemilu diwarnai kecurangan.

“Pemilunya curang,” katanya, pendek. Anda memiliki buktinya? Tanya BBC. Dia tak menjawab langsung, kecuali mengatakan: “Sudah diplot. Sudah… masif terstruktur…”

Demo di depan BawasluHak atas fotoADEK BERRY/AFP
Image captionDi sela-sela aksinya, pengunjukrasa menggelar salat ashar di sekitar lokasi unjuk rasa di sekitar gedung Bawaslu, Selasa (21/05)

Ratusan polisi pun telah bersiaga di Bawaslu dengan memasang pagar kawat berduri sekaligus menutup akses lalu lintas ke Jalan MH Thamrin, seperti dilaporkan wartawan BBC News Indonesia, Abraham Utama, dari lokasi unjuk rasa.

Siapa mantan Danjen Kopassus yang dijadikan tersangka?

Sementara itu, pemerintah menyatakan akan menindak orang-orang yang ‘berniat melakukan perbuatan di luar hukum’ terkait hasil pemilihan presiden. Penindakan itu diklaim bakal menyasar sejumlah figur publik pendukung calon presiden Prabowo Subianto.

Pernyataan tersebut diutarakan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, di Jakarta, Selasa (21/05) sore.

Wiranto mengatakan Soenarko, mantan Komandan Jenderal Kopassus, adalah tersangka terbaru dalam rentetan kejadian pasca pengumuman pemenang pilpres.

SoenarkoHak atas fotoTRIBUNNEWS.COM/IST
Image captionMantan Danjen Kopassus Soenarko dituduh menguasai senjata api secara ilegal dari Aceh. Namun Menkopolhukan Wiranto enggan memaparkan jumlah dan jenis senjata yang dimiliki pendukung Prabowo tersebut.

“Kasus Kivlan Zen sudah berjalan, Eggi Sudjana sudah, Lius Sangkarisma, Amien Rais diminta menjadi saksi, tapi belum hadir.”

“Yang terakhir adalah Mayjen Purnawirawan Soenarko. Dia sudah dipanggil, diperiksa, dan sekarang menjadi tersangka, ditahan di Rutan Guntur,” ujar Wiranto.

Soenarko dituduh menguasai senjata api secara ilegal dari Aceh. Namun Wiranto enggan memaparkan jumlah dan jenis senjata yang dimiliki pendukung Prabowo tersebut.

Ditemui pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Sisriadi, juga tidak menjelaskan secara rinci kasus yang menjerat Soenarko.

“Saya belum tahu persis hasil penyelidikan. Barang bukti juga belum tahu,” kata Sisriadi.

Dalam sepekan terakhir beredar video di media sosial yang memperlihatkan sosok mirip Soenarko, yang berbicara tentang rencana demonstrasi di beberapa titik, antara lain Istana Negara serta kantor Bawaslu dan KPU.

BBC News Indonesia masih berupaya mengkonfirmasi apakah Soenarko memang sosok yang tampak dalam video tersebut.

Namun Wiranto menyebut upaya menggeruduk objek vital negara merupakan perbuatan melawan hukum.

“Itu tindakan keliru yang tidak dibenarkan. Itu kejahatan serius yang mengancam kedaulatan negara, siapapun yang melakukan itu harus bertanggung jawab dan akan dihukum berat,” kata Wiranto.

Saat ditanyai lebih lanjut, Wiranto membantah kepolisian sewenang-wenang menangkap sejumlah pendukung Prabowo.

“Ini bukan tindakan sewenang-wenang atau kembali ke Orde Baru, tapi demi keamanan nasional, agar negeri ini tetap aman dan masyarakat tidak terganggu dengan tindakan seperti ini,” kata Wiranto.

Adapun, saat ini Polri menetapkan status Siaga I untuk Jakarta. Meski begitu Juru Bicara Mabes Polri, Irjen Muhammad Iqbal, meminta publik tidak cemas dan beraktivitas normal.

“Status siaga satu itu untuk internal aparat, jangan dipersepsikan kondisi yang berbahaya sekali. Silakan beraktivitas, beribadah atau berkegiatan ekonomi,” ucap Iqbal.

Prabowo himbau ‘aksi berjalan damai’

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto meminta agar aksi unjuk rasa para pendukungnya dalam menyikapi penetapan hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dilakukan secara damai.

Demo di depan BawasluHak atas fotoGALIH PRADIPTA/ANTARA FOTO
Image captionMassa pro-Prabowo masih bertahan di depan Gedung Bawaslu, Jakarta, Selasa (21/05).

Menurutnya, dalam video yang diunggah ke Instagram, “rakyat sedang risau” atas apa yang dia klaim sebagai “kecurangan-kecurangan” dalam pemilu 2019.

Karena itu, lanjutnya, “wajar” ketika rakyat berkumpul, berserikat, dan menyatakan pendapat di muka umum.

“Tentu semua dalam ketentuan hukum yang berlaku,” ujarnya.

Dia menegaskan agar aksi para pendukungnya tidak disertai dengan kekerasan.

Gedung DPRHak atas fotoINDRIANTO EKO SUWARSO/ANTARA FOTO
Image captionPetugas Brimob berjaga dengan kendaraan taktis Barrracuda saat melakukan pengamanan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/05).

“Saya mengimbau agar semua aksi, semua kegiatan berjalan dengan semangat perdamaian. Langkah kita adalah langkah konstitusional, langkah demokratis, tetapi damai, tanpa kekerasan apapun.”

Prabowo kemudian menanggapi soal adanya kabar bahwa akan ada aksi kekerasan.

“Kami dapat laporan ada banyak isu-isu, katanya ada yang mau bikin aksi-aksi kekerasan, itu bukan pendukung-pendukung kami, itu bukan sahabat-sahabat saya.”

“Tidak ada niat kami untuk makar, tidak ada niat kami untuk melanggar hukum,” cetusnya.

Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan, juru bicara BPN Andre Rosiade mengatakan bahwa pihaknya tidak menggerakkan massa untuk berdemonstrasi, meski telah menyatakan menolak hasil pemilu.

“Mungkin saja akan ada aksi damai dari masyarakat, dari rakyat, di KPU. Itu kan bagian dari ekspresi masyarakat untuk menyampaikan kekecewaan ataupun masukannya ke KPU. Itu haknya masyarakat.”

Jakarta dalam status Siaga I

Sebelumnya, Mabes Polri telah menetapkan status Jakarta dalam status Siaga I sejak 21 hingga 25 Mei sebagai antisipasi keamanan pasca pengumuman hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2019.

patroli tentaraHak atas fotoIRSAN MULYADI/ANTARA FOTO
Image captionPrajurit TNI mengendarai sepeda motor saat melakukan patroli gabungan bersama Polri, di Medan, Sumatera Utara, Selasa (21/05) untukmeningkatkan rasa aman di wilayah Sumut pasca rekapitulasi hasil penghitungan suara nasional Pemilu 2019.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo membenarkan bahwa Polri telah memberlakukan Siaga I setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyampaikan hasil final rekapitulasi nasional Pemilu 2019.

“Benar, informasi dari Asops Kapolri Irjen Pol Martuani Sormin Siaga I hari ini,” kata Dedi Prasetyo di Jakarta, melalui pesan singkat kepada wartawan, Selasa (21/05).

Sebelumnya, telah beredar surat telegram nomor STR/281/N/OPS.1.1.1/2019 tertanggal 20 Mei 2019 berisi keputusan rapat koordinasi Polri soal pengamanan tahap rekapitulasi dan penetapan hasil perhitungan suara Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum pada 22 Mei 2019.

Dijelaskan dalam surat itu, untuk menjamin keamanan menjelang diumumkannya hasil perhitungan suara Pemilu oleh KPU, maka diperintahkan sejak Selasa 21 Mei hingga 25 Mei 2019, seluruh jajaran Polri termasuk Mabes Polri berstatus siaga satu.

Polisi di JakartaHak atas fotoADEK BERRY/AFP
Image captionAparat kepolisian melakukan penjagaan di depan dan sekitar kantor KPU, Selasa (21/05).

Surat itu juga meminta agar para Kasatwil maupun kepala satuan kerja untuk memantau perkembangan situasi keamanan di wilayah masing-masing dan melakukan langkah antisipasi bila diperlukan.

Surat ini ditandatangani oleh Asops Kapolri Irjen Pol Martuani Sormin mewakili Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

Polisi di JakartaHak atas fotoADEK BERRY/AFP
Image captionDi tengah ancaman demo menolak hasil Pilpres, aparat keamanan gabungan terus meningkatkan pengamanan di sekitar kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (21/05).

Sementara itu, aparat keamanan gabungan terus meningkatkan pengamanan di sekitar kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta, sejak penetapan hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2019 pada Selasa (21/05) dini hari.

demo di jakartaHak atas fotoSIGID KURNIAWAN/ANTARA FOTO
Image captionPrajurit Marinir mengendarai kendaraan taktis dan tempur melintas di dekat kantor KPU, Jakarta, Senin (20/5/2019). Prajurit TNI dari berbagai kesatuan akan disebar ke sejumlah titik dan objek vital di Jakarta guna membantu pengamanan Ibu Kota jelang pengumuman hasil Pemilu serentak 2019 oleh KPU.

Sejak Senin (20/05) malam, aparat gabungan, yang antara lain terdiri polisi dan TNI, melakukan penjagaan di sekitar kantor KPU dan terus berlanjut hingga Selasa (21/05) pagi.

Sampai Selasa sekitar pukul 09.00 WIB pagi, kepolisian menutup jalan di salah-satu ruas Jalan Imam Bonjol, persisnya mulai di perempatan Jalan Imam Bonjol dan Agus Salim, Jakarta Pusat, hingga di sekitar kantor KPU.

Sejumlah kendaraan berat, seperti mobil meriam air, milik polisi ditempatkan di sekitar kantor KPU. Kawat berduri dan tembok beton juga digunakan untuk menutup akses ke kantor KPU.

Situasi serupa juga terlihat di depan dan sekitar Kantor Bawaslu di Jalan MH Thamrin, Jakarta, yang ditandai kehadiran aparat kepolisian yang terlihat mencolok.

demo di jakartaHak atas fotoAKBAR NUGROHO GUMAY/ANTARA FOTO
Image captionSejumlah personel kepolisian berjaga di depan kantor KPU, Jakarta, Senin (20/05). Aparat kepolisian memperketat penjagaan gedung KPU dengan menutup Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, yang berada persis di depan Kantor KPU untuk kedua arahnya.

“Dari pihak kepolisian menurunkan sekitar 50 ribu personel gabungan TNI-Polri dan Pemda,” kata kabid Humas Polda Meteo Jaya, Kombes Argo Yuwono, Senin (20/05).

demo di jakartaHak atas fotoDASRIL ROSZANDI/NURPHOTO VIA GETTY IMAGES

Selain ditempatkan di sekitar Kantor KPU, aparat gabungan juga ditugaskan menjaga Kantor Bawaslu, Istana Merdeka, hingga Gedung DPR.

demo di jakartaHak atas fotoARDIANSYAH/ANTARA FOTO

Sementara itu, di berbagai daerah, aparat kepolisian melakukan penyisiran dan pemeriksaan terhadap kendaraan untuk mengantisipasi gangguan keamanan di tengah rencana kehadiran massa untuk menggelar demo di Jakarta.

Pada Senin (20/05) malam, anggota Kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap bus dan travel di Jalan Lintas Barat Soekarno-Hatta Bandar Lampung, Lampung (foto atas dan bawah).

demo di jakartaHak atas fotoARDIANSYAH/ANTARA FOTO

Pemeriksaan terhadap bus dan travel itu untuk mengantisipasi adanya pergerakan massa ke Jakarta terkait pengumuman hasil pemilihan presiden.

Polisi di JakartaHak atas fotoAJI STYAWAN/ANTARA FOTO

Sejak Senin (20/05) malam, aparat polisi bersenjata lengkap berjaga saat razia penyekatan massa di jalur perbatasan Kabupaten Semarang-Kota Semarang di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Razia yang dilaksanakan Polres Semarang di 17 titik di Kabupaten Semarang tersebut guna mengantisipasi adanya pergerakan massa ke Jakarta terkait pengumuman hasil pemilihan presiden.

Berita ini akan terus dilengkapi.

sumber : bbcindonesia.com

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

two + seven =