MEMBERI TANPA MENGHARAP BALASAN

0
412

JIC,– 18 november 2021, Muhammadiyah sudah berumur 109 tahun. Kelahiran Muhammadiyah yang biasa dinamakan dengan milad diselenggarakan di berbagai level mulai dari Pimpinan Pusat sampai ke Pimpinan Ranting, banyak kegiatan yang dilaksanakan seperti perlombaan olahraga, memasak, bazar dan lain-lain. Puncak dari kegiatan milad itu umumnya adalah pengajian, ceramah dan bahkan ada yang menamakan tabligh akbar.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah kabupaten Rokan Hulu, Riau juga tidak mau ketinggalan dengan Muhammadiyah yang lain, kami (PDM Rokan Hulu) menyelenggarakan berbagai kegiatandiantaranya adalah memberikan santunan kepada kaum dhu’afa sebanyak 109 paket sembako menyesuaikan dengan milad Muhammadiyah ke 109. Bantuan ini difokuskan kepada warga Muhammadiyah yang ada atau pernah mengikuti kegiatan Muhammadiyah atau Aisyiyah. Memberikan penghargaan kepada tenaga pendidik dan  kependidikan yang sudah mengabdikan dirinya di lembaga pendidikan Muhammadiyah selama sepuluh tahun atau lebih adalah kegiatan lainnya. Pada milad  kali ini kami juga memberikan penghargaan kepada peserta didik sekolah-sekolah Muhammadiyah di Rokan Huluyang berprestasi di luar sekolah mulai tingkat kecamatan sampai ke tingkat nasional.

Kekurangan kader di lingkungan Persyarikatan yang akan meneruskan gerakan ini menjadi suatu problem, maka ke depan Muhammadiyah Rokan Hulu membuat rencana dan tekad untukmenyiapkan kader-kader yang akan meneruskan persyarikatan ini dan juga amal usahanya, yaitu dengan membantu anak-anak yang berasal dari sekolah Muhammadiyah untuk melanjutkan pendidikannya ke sekolah sampai ke perguruan tinggi Muhamamadiyah.

Pada kegiatan milad Muhammadiyah kali ini banyak hal dan pesan yang dapat diambil, diantaranya adalah memberi tanpa mengharap balasan. Hal ini terasa sekali ketika panitia milad menyampaikan perkiraan biaya yang diperlukan, seperti biaya bantuan untuk kaum dhu’afa sebanyak 109 paket, biaya komsumsi untuk 400 orang undangan dan bantuan untuk  siswayang berprestasi, biaya yang diperlukan sekitar Rp 42.000.000 (empat puluh dua juta rupiah ) alhamdulillah dalam waktu yang tidak terlalu lama bisa terkumpul dan ketika rapat terakhir panitia milad dengan PD Muhammadiyah, anggaran yang terkumpul ternyata berlebih Rp 6.600.000 ( enam juta enam ratus ribu rupiah ) dan dengan kesepakatan uang itu diserahkanke PDM.

Pesan memberi tanpa mengaharap balasan juga pesan yang disampaikan oleh buya Anwar Abbas, Pimpinan PusatMuhammadiyah dalam berbagai perbincangan kami denganbeliau selama di Rokan Hulu dan juga ketika beliaumenyampaikan tabligh pada puncak milad Muhammadiyah di masjid Umar bin al-Khattab komplek PerguruanMuhammadiyah Pasir Pengaraian. “Memberi bukan hanya kepada orang yang dikenal, disukai namun juga kepada orang yang tidak dikenal dan tidak disukai sekalipun.

Memberilah danjangan sekali-kali mengharapkan adanya balasan dari yang diberi, karena kalau itu ada terbersit di dalam diri, maka kita akan mendapatkan kekecewaan dan bahkan sakit hati kalau yang diberi, hari ini atau suatu hari ternyata tidak membalas pemberian tadi. Biarlah Allah SWT. yang kan membalas setiap pemberian kita. Ini adalah pesan Allah dalam berbagai ayat di dalam al-Qur’an diantaranya surat al-Lail : 18-21 : ”Dan kelak akan dijauhkan orang-orang paling taqwa dari neraka ituOrang yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya. Padahal tidak ada seorangpun yang memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya.Tetapi (dia memberikan itu sematamatakarena mencari keridhaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.”

Allah juga berfirman dalam qs. al-Insan: 8-9 : “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskinanak yatim dan orang-orang yang ditawan

Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalaah karena mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapanterimakasih.”

Kebiasaan suka memberi dan tidak mengharapkan balasan dan imbalan sebenarnya sudah menjadi tradisi di Muhammadiyah dan harus dipertahankan. Ini jugalah salah satu menjadi faktor utama bertahan dan berkembangnya Muhammadiyah sampai hari ini. Ketika ranting, cabang atau daerah mendirikan amal usaha seperti sekolah/madrasah, panti asuhan, rumah sakit dll dengan dana sendiri dan sumbangan warga, maka setelah berdiri, beroperasi dan bahkan maju, amal usaha tersebut dengan keikhlasan diserahkan kepada Pimpinan Pusat, menjadi milikPimpinan Pusat, tidak ada yang menjadi milik pribadi ataugolongan tertentu.

Sumber : suaramuhammadiyah.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

four × four =