MENAG: GURU AGAMA JANGAN HANYA AJARKAN SHALAT

0
150

menteri-agama-lukman-hakim-saifuddin-memberikan-kata-sambutan-_161123152938-796

JIC, JAKARTA — Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan guru agama jangan hanya mengajarkan tata cara shalat saja tetapi juga menyampaikan kepada siswa mengenai hakikat shalat, termasuk ibadah lainnya.

“Dalam satu pembahasan, guru agama sebaiknya jangan terjebak mengajarkan tata cara saja tapi juga disampaikan mengapa shalat itu harus ditegakkan, bukan hanya dilakukan,” kata Lukman di kantornya area MH Thamrin, Jakarta, Selasa (22/11).

Lebih dari itu, dia mengatakan sejatinya shalat itu adalah tiang agama Islam dan sekaligus mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. “Salah satu esensi shalat itu pencegahan diri dari tindakan destruktif, itulah shalat untuk rahmat alam semesta,” kata dia.

Lukman juga mengambil contoh lain dari materi pendidikan agama soal esensi dari wudhu. Wudhu merupakan bagian dari pembahasan mengenai bersuci secara syariah.

Makna wudhu secara lebih jauh, kata dia, adalah menjaga kesucian diri umat Islam termasuk dalam menjaga kesucian indera badan dan jiwa. “Makna wudhu itu juga bukan sekedar tata caranya,” kata Lukman.

Dengan demikian, Lukman menaruh harapan besar di pundak para guru agama sebagai penyampai pendidikan Islam di bangku sekolah agar mengajarkan Islam secara komprehensif. Kemenag merupakan instansi kementerian yang juga membidangi guru agama dan tenaga kependidikan Islam.

“Para guru inilah yang akan menyampaikan kepada siswanya mengenai Islam yang rahmat untuk alam semesta. Mereka adalah unsur penting dalam dunia pendidikan, selain anggaran pendidikan,” kata dia.

Pendidikan Islam akan difokuskan kepada tiga aspek. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang baik.

Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, bermodalkan berbagai keunggulan dan potensi besar yang dimiliki Indonesia. Visi pendidikan Islam ke depan adalah terwujudnya pendidikan Islam yang unggul dan moderat. Kemudian, menjadi rujukan dunia dalam integrasi ilmu agama, pengetahuan serta teknologi.

“Demi memastikan kualitas sumber daya manusia yang baik, maka pendidikan Islam perlu fokus pada tiga aspek,” kata Lukman dalam sambutannya di acara launching Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) di Auditorium KH M Rasjidi Kementerian Agama, Rabu (23/11).

Ia menerangkan, tiga aspek tersebut yang pertama, meningkatkan kualitas pendidikan. Kedua, pembentukan akhlak murid yang baik dan budi pekerti yang luhur. Ketiga, pengembangan keterampilan mereka dalam berpikir tingkat tinggi.

Menurutnya, merujuk pada tiga asepek itu maka generasi emas Indonesia diharapkan akan menjadi manusia-manusia yang tangguh dalam menghadapi persaingan global. Selain itu menjadi generasi yang mampu terus menjawab tantangan-tantangan baru.

Dikatakan Lukman, pendidikan Islam juga sengaja akan lebih dititik beratkan pada esensi ajaran Islam. Hal ini diperlukan karena persaingan hidup semakin ketat. Apalagi realitas Indonesia yang majemuk. Maka esensi dari Islam yang hakekatnya hadir untuk mewujudkan kedamaian, kasih sayang, kemaslahatan dan rahmat bagi seluruh alam semesta perlu dititik beratkan.

Sumber : Antara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

eighteen − 1 =