JIC, JAKARTA- Menteri Imigrasi Denmark menyarankan umat Muslim harus mengambil cuti kerja selama bulan Ramadan karena, menurutnya, berpuasa berpotensi menimbulkan risiko keselamatan bagi masyarakat.
Namun anjurannya ini ditolak orang-orang.
Inger Stojberg, yang memiliki reputasi kerap mengusung kebijakan antiimigrasi mengatakan puasa sepanjang hari sambil bekerja menimbulkan tantangan bagi masyarakat modern.
Ia menyebutkan berpuasa menimbulkan potensi risiko bagi para pengemudi bus dan di rumah sakit.
Tetapi, perusahaan-perusahaan bus adalah kalangan pertama yang mengatakan bahwa mereka tidak punya masalah dengan para sopir yang berpuasa Ramadan.
Perusahaan bus Arriva, yang menjalankan sejumlah trayek bus di Denmark, mengatakan tidak pernah ada kecelakaan yang melibatkan pengemudi yang berpuasa.
“Jadi secara de facto itu bukan masalah bagi kami,” kata juru bicara Pia Hammershoy Splittorff kepada surat kabar Berlingske Tidende (BT).
Pesan yang sama datang dari serikat transportasi 3F Denmark. Pemimpin serikat itu, Jan Villadsen, bertanya-tanya apakah sang menteri sedang mencoba untuk menciptakan masalah yang belum ada.
Uni Muslim Denmark mengunggah pesan di media sosial, berterima kasih kepada Stojberg atas perhatiannya, tetapi mereka menekankan bahwa Muslim adalah orang-orang dewasa yang sangat mampu menjaga dirinya dan masyarakat sekitar, “bahkan ketika kita berpuasa”.
Rekan sesamanya di partai Stojberg, Jacob Jensen, menyarankan politisi tersebut seharusnya fokus pada penyelesaian “masalah nyata” daripada mencampuri urusan Ramadan.
Apa yang menteri katakan?
Inger Stojberg menulis dalam sebuah rubrik opini untuk surat kabar BT (dalam bahasa Denmark) bahwa Denmark memiliki kebebasan beragama dan agama adalah masalah pribadi.
Namun, ia menyebutkan bahwa Muslim yang berpuasa Ramadhan di Denmark tidak dapat makan atau minum selama lebih dari 18 jam mengingat matahari terbenam pukul 21.29 di negara itu pada bulan Juni.
Stojberg mengatakan, tuntutan kehidupan modern di Denmark membutuhkan waktu kerja yang panjang, kadang-kadang melibatkan pengoperasian mesin yang berbahaya.
Ia memberi contoh pengemudi bus yang tidak minum atau makan selama lebih dari 10 jam dan menyebut bahwa puasa dapat mempengaruhi “keselamatan dan produktivitas”.
“Saya ingin menyerukan kepada para Muslim untuk mengambil cuti dari pekerjaan selama bulan Ramadan untuk menghindari konsekuensi negatif bagi masyarakat Denmark lainnya,” katanya.
Sumber : bbcindonesia.com