OJK OPTIMIS ASET BANK SYARIAH AKAN TUMBUH TAHUN INI

0
213

JIC – Industri perbankan syariah di Indonesia terus berkembang dan mengejar ketertinggalan. Salah satu pertumbuhan yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir adalah dari segi aset.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun meyakini bisnis bank syariah di masa depan akan terus tumbuh. Lembaga yang mengatur dan mengawasi sektor jasa keuangan di Tanah Air ini juga optimistis aset perbankan syariah akan meningkat pada tahun 2018.

Menurut Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK, Ahmad Soekro, pertumbuhan aset bank syariah diperkirakan akan menembus 17 persen secara year on year (yoy). Sebelumnya, per Desember 2017, aset bank syariah sebesar Rp 424,18 triliun

“OJK akan terus mengawasi perkembangan perbankan syariah. Pertumbuhan aset dan pembiayaan menembus 19 persen pada tahun lalu. Saya optimistis pada tahun ini bisa lebih dari 16 sampai 17 persen,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Sebagai contoh, aset PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah) hingga kuartal I tahun 2018 sudah tumbuh hingga 28,8% menjadi Rp 38,45 triliun. Direktur Bisnis BNI Syariah, Dhias Widhiyati, menjelaskan, pertumbuhan aset yang tinggi ini terutama didorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di kuartal I 2018 yang sebesar 27,7 persen menjadi Rp 32,95 triliun.

“Pertumbuhan tertinggi ada pada giro dan tabungan masing-masing tumbuh 33 persen menjadi Rp 3,08 triliun dan 29,6 persen menjadi Rp 12,84 triliun. Tahun ini BNI Syariah mengejar target pertumbuhan aset 10% hingga 11%. Sejauh ini pertumbuhan aset sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Masih perlu didorong. Fokus kami agar aset-aset tersebut lebih produktif menghasilkan pendapatan,” papar Dhias.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Central Asia (BCA) Syariah John Kosasih menuturkan, pertumbuhan aset di kuartal I 2018 masih dinamis. “Kalau melihat tren aset bank syariah tahun lalu membaik, terutama ditopang dari pertumbuhan di unit usaha syariah (UUS),” terangnya.

Menurutnya, untuk tahun ini kinerja BCA Syariah masih on track. Total aset anak usaha Bank BCA ini di kuartal I 2018 tumbuh 14 persen secara yoy menjadi Rp 6,11 triliun. Ini berkat pembiayaan yang naik 23 persen menjadi Rp 4,29 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) meningkat 17 persen menjadi Rp 4,89 triliun. John menargetkan hingga akhir tahun ini aset BCA Syariah dapat tumbuh hingga 10 sampai 15 persen.

Di sisi lain, demi mendorong ekspansi bisnis dan mengejar ketertinggalan dari perbankan konvensional, perbankan syariah dinilai perlu melakukan penguatan permodalan. Direktur Utama BRI Syariah, Moch Hadi Santoso mengatakan, pertumbuhan kinerja industri syariah tidak secepat industri konvensional karena modalnya yang terbatas.

Saat ini, baru satu bank masuk kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III, kebanyakan masuk BUKU II dan BUKU I juga masih banyak. “Artinya, modal mereka kecil, sehingga kewenangan-kewenangan atau untuk ekspansi yangbesar tidak bisa,” katanya.

Hadi menambahkan meskipun program pemerintah saat ini sangat besar, bank syariah belum bisa berpartisipasi secara maksimal. Sebab, kewenangan untuk ekspansi masihterbatas. Terlebih bagi bank BUKU I dan II.

“Misalnya bank BUKU I dan II belum bisa menjadi bank kustodian, belum bisa menjadi wali amanat untuk trusty, dan belum bisa membuka kantor cabang di luar negeri. Dengan menjadi BUKU III, bisnis kami akan lebih leluasa sehingga bisa melayani masyarakat lebih luas,” ungkapnya.

Sumber : gomuslim.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

2 + 15 =